Solopos.com, SOLO-Berikut ini 10 penyakit mental sebagai dampak penggunaan media sosial. Boleh jadi, penyakit media sosial ini ada pada diri kita tanpa disadari.
Media sosial sudah menjadi bagian penting dalam aktivitas seseorang. Terlebih ada beragam manfaat yang bisa kamu dapatkan dari menggunakan media sosial, termasuk up to date dengan isu global.
Itu sebabnya terkadang orang yang tak menggunakan medsos dianggap kudet alias kurang update. Namun, tak selamanya menggunakan media sosial berdampak positif.
Akibat penggunaan yang berlebihan, seseorang berisiko terkena masalah kesehatan mental. Berikut ini penyakit mental media sosial, dikutip dari Indihome.
Penyakit ini lebih condong pada keinginan untuk menonton unggahan orang lain yang ada di medsos tanpa henti. Penderitanya akan merasakan sulit tidur, sulit fokus, tidak produktif, dan malas.
BPD ditandai dengan gangguan kepribadian yang ambang. Artinya penderita akan merasa tersisih atau selalu merasa iri dengan pengguna media sosial yang lain.
Awalnya, pengidap BPD akan merasa mudah kecewa atau kesal secara berlebihan dan berakhir merasa tersisihkan sampai menjadi pribadi anti-sosial.
Penyakit ini sama seperti sindrom Pinocchio, di mana penderita akan mengarang cerita tragis untuk menarik perhatian orang dalam bentuk komentar atau like. Hanya saja pengidap tidak akan menyadari bahwa ia telah mengalami Munchausen Syndrome.
Social Media Anxiety Disorder ditandai rasa obsesi seseorang dengan akun media sosial yang lain. Biasanya orang yang mengidap penyakit ini akan melakukan pengecekan terhadap akun yang disukainya setiap saat, kapan saja, dan di mana saja tanpa mengenal waktu.
Penyakit mental ini memicu kontras pada kepribadian seseorang. Biasanya penderita akan terlihat lebih beringas di dunia maya, sedangkan di dunia nyata orang tersebut sangat pendiam.
Gangguan mental yang ditandai dengan keinginan untuk terlihat sempurna di hadapan orang lain. Salah satu gejalanya yaitu tidak percayaan diri ketika mengunggah foto tanpa editan.
NPD lebih cenderung pada penderita yang memiliki kepribadian narsistik (narsis) sehingga membuat orang tersebut mengagumi dirinya sendiri secara berlebihan sampai tidak ingin mendengarkan nasihat orang lain.
Penyakit media sosial satu ini ditandai dengan rasa kecanduan yang tinggi terhadap berbagai tren yang ada di dunia maya. Biasanya pengidap FoMO Syndrom akan mengalami kecemasan luar biasa ketika mereka tidak terhubung dengan internet lantaran takut ketinggalan update.
Kamu harus mewaspadai penyakit satu ini karena pengidapnya akan mengalami kecanduan luar biasa pada pengakuan diri. Bahkan, orang tersebut tidak peduli jika konten yang dibuatnya sangat membahayakan nyawa.
Penyakit mental di mana pengguna media sosial suka menguntit akun orang lain secara berlebihan, bahkan sampai pada obsesi yang melewati batas.
Berikut beberapa cara mengatasi penyakit mental social media yang perlu kamu ketahui:
Bagi kamu yang sudah merasa mengalami penyakit media sosial, cobalah untuk berpikir positif atas hal-hal di sekelilingmu. Misalnya mengambil hikmah terhadap komentar-komentar jahat yang ada di dunia maya sebagai batu loncatan agar menjadi content creator berkualitas.
Selalu berterimakasih atas nikmat yang diberikan Tuhan bisa membuat kamu terhindar dari depresi dan tidak percaya diri. Terlebih ketika membagi dan melihat unggahan di media sosial.
Alih-alih iri pada segala hal yang ada di dunia maya, kamu bisa membuat sebuah pilihan sadar untuk melepaskan diri dari jeratan yang dapat memutus siklus respon refleks dan memunculkan pikiran-pikiran negatif dalam kepala ketika menggulir feed medsos.
Pengguna media sosial pasti sering membandingkan trek waktu dengan akun orang lain sehingga tidak ingin ketinggalan jam terbang. Ini dapat dijadikan sebagai motivasi untuk meningkatkan kualitas kerja dan menjadi content creator yang hebat.