Teknologi
Minggu, 25 April 2021 - 15:42 WIB

20 Juta Lowongan Kerja akan Diisi Robot pada Tahun 2030

Newswire  /  Alvari Kunto Prabowo  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Robot pembantu staff medis untuk merawat pasien virus corona di salah satu rumah sakit Italia, 1 April 2020. (Reuters/Flavio Lo Scalzo)

Solopos.com, JAKARTA — Kecanggihan teknologi robot dan kecerdasan buatan menimbulkan kekhawatiran menggusur peran manusia. Bahkan robot diprediksi bisa merebut 20 juta lowiongan kerja di seluruh dunia pada tahun 2030.

Mengutip detikinet, Minggu (25/4/2021), ini adalah prediksi dari Oxford Economics yang diterbitkan pada tahun 2019. Dalam studi tersebut, mereka memperkirakan dalam sembilan tahun ke depan mungkin akan ada 14 juta robot yang dipekerjakan hanya di Tiongkok.

Advertisement

Analisa ini dibuat pakar ekonomi dengan melihat tingkat adopsi otomasi di tempat kerja. Dalam dua dekade terakhir penggunaan robot di seluruh dunia meningkat tiga kali lipat menjadi 2,25 juta.

Baca Juga : Gerbang Neraka Di Bumi Ini Jadi Daya Tarik Wisata Di Turkmenistan

Advertisement

Baca Juga : Gerbang Neraka Di Bumi Ini Jadi Daya Tarik Wisata Di Turkmenistan

Dikerahkannya robot di tempat kerja diperkirakan akan membawa keuntungan dari segi produktivitas dan pertumbuhan ekonomi. Tapi peneliti juga mengakui akan ada isu yang harus dihadapi di saat bersamaan.

“Sebagai hasil dari robotisasi, puluhan juta pekerjaan akan hilang, terutama di ekonomi lokal yang lebih miskin yang mengandalkan pekerja berketerampilan rendah. Oleh karena itu, hal ini akan meningkatkan ketimpangan pendapatan,” kata penulis studi tersebut, seperti dikutip dari CNBC.

Advertisement

Perkembangan Otomasi

Di Tiongkok, angka tersebut diperkirakan akan mencapai lebih dari 11 juta pekerjaan. Saat ini satu dari lima robot yang ada di dunia dipekerjakan di Negeri Tirai Bambu. Meski puluhan juta orang terancam kehilangan pekerjaannya, laporan ini meminta regulator untuk tidak menghambat perkembangan otomasi.

“Temuan ini seharusnya tidak membuat pembuat kebijakan dan pemangku kepentingan lainnya untuk berusaha menggagalkan adopsi teknologi robot. Sebaliknya tantangannya adalah untuk mendistribusikan keuntungan robotika secara lebih merata dengan membantu pekerja yang rentan bersiap dan beradaptasi dengan perubahan yang akan terjadi,” kata penulis studi tersebut.

Peneliti juga menyarankan pemerintah untuk memberi insentif keuangan bagi perusahaan dan pekerja yang terlibat dalam program lokal untuk melatih pekerja. Mereka juga meminta pembuat kebijakan untuk mengembangkan program yang agresif untuk melawan dampak negatif dari otomasi.

Advertisement

Baca Juga : NASA Produksi Oksigen Di Planet Mars Andalkan Moxie

Pekerja juga diminta untuk mengaudit pekerjaannya untuk memahami keseimbangan antara keterampilan manusia yang dibutuhkan dan keterampilan yang berpotensi diambil alih oleh mesin dan robot. “Adopsi pola pikir ‘belajar seumur hidup.’ Tidak ada pekerjaan untuk seumur hidup,” kata peneliti.

 

Advertisement

Advertisement
Kata Kunci : Tenaga Kerja Robot
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif