Teknologi
Selasa, 3 Juni 2014 - 14:49 WIB

Ada Bumi Raksasa di Luar Tata Surya

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Mega-Earth Kepler-10c, planet dengan permukaan berbatu di dekat bintang Kepler yang baru saja diumumkan oleh Harvard-Smithsonian Center for Astrophusics di Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat, Senin (2/6/2014). (JIBI/Solopos/Reuters/Istimewa)

Solopos.com, BOSTON — Para astronom telah menemukan planet raksasa baru yang mempunyai tipe permukaan berbatu mirip bumi. Disebut raksasa karena berat planet tersebut mencapai 17 kali lipat dari Bumi dan diameternya dua kali ukuran bumi.

Temuan planet yang di sebut Mega-Earth atau Bumi Raksasa itu diumumkan para astronom saat pertemuan di American Astronomical Society di Boston, Amerika Serikat pada Senin (2/6/2014). Mega-Earth mengorbit bintang Kepler, yaitu bintang yang sangat tua dan berjarak 560 tahun cahaya dari bumi.

Advertisement

“Penemuan ini dinilai mengejutkan karena planet yang besar biasanya sebagian besar permukaannya berbentuk gas. Tapi planet ini berkarakter berbatuan padat seperti Bumi atau Mars,” kata seorang fisikawan yang sekaligus Direktur Harvard Origins of Live Initiative, Dimitar Sasselov.

Hingga kini para ilmuwan belum mengetahui bagaimana planet yang memiliki diameter sekitar 18.000 mil atau 29.000 km itu terbentuk. “Padatan terkonsentrasi di satu tempat sehingga tidak tampak gas. Selain itu, hampir 99 persen mempunyai masa hidrogen dan helium,” kata Sasselov seperti dilansir Reuters, Selasa (3/6/2014).

Karena terbentuk dari berbatuan, menurut Sasselov, Mega-Earth menjadi tanda adanya kehidupan lain di luar planet Bumi. “Sejauh yang kami tahu tentang asal usul kehidupan. Kita berpikir munculnya kehidupan dari geokimia terjadi pada planet padat,” imbuh Sasselov.

Advertisement

Penelitian sebelumnya menunjukkan sekitar 75 persen planet yang ditemukan dengan teleskop NASA Kepler hanya mempunyai lebar kurang dari empat kali diameter bumi.

“Kami akan meneliti lebih lanjut planet ini,” kata astronom dari Harvard- Smithsonian Center for Astrophysics, Lars Buchhave. “Apakah itu termasuk planet berbatu dengan atmosfer tipis seperti bumi atau hanya inti batu dengan gas hidrogen dan helium saja, akan kita teliti lebih lanjut,” pungkasnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif