SOLOPOS.COM - Logo Smartfren 4G (Okezone)

Akses Internet 4G di Indonesia akan digunakan lebih dari setengah populasi atau lebih dari 120 juta jiwa.

Solopos.com, JAKARTA — Akses Internet 4G long term evolution (LTE) nantinya tak cuma bisa dinikmati segelintir orang. Dalam waktu 36 tahun ke depan, jumlahnya akan terus melesat hingga menjangkau hampir separuh penduduk di Indonesia.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Dikutip dari Detik, Jumat (4/12/2015), dari paparan Ericsson Mobility Report terbaru, akses Internet 4G dengan teknologi LTE akan menembus angka 6 juta pengguna atau sekitar 2% dari total pelanggan seluler di Indonesia yang diperkirakan mencapai 353 juta.

Dalam waktu tiga tahun, pengguna akses Internet 4G kemudian akan melesat jadi 56 juta di 2018 atau 14% dari populasi pengguna seluler yang mencapai 397 juta saat itu. Lantas bagaimana dengan 2021?

Menurut President Director Ericsson Indonesia, Thomas Jul, cakupan akses Internet 4G LTE akan mencapai 75% populasi penduduk dalam enam tahun mendatang di kawasan Asia Tenggara dan Oceania.

“Total pelanggan akses Internet 4G LTE dan 5G di wilayah ini diharapkan akan mencapai 40% pada akhir 2021 dan pengguna smartphone di Indonesia akan mencapai 70%,” ujarnya di Marche, Plaza Senayan, Jakarta, Kamis (3/12/2015).

Pertumbuhan trafik data di wilayah Asia Tenggara dan Oceania juga akan melebihi 6 ExaBytes (6.000.000 TeraBytes/1.000 Petabytes) per bulan pada akhir 2021, melonjak 14 kali lipat dibanding saat ini 0,4 ExaBytes per bulan di tahun 2015.

Dalam catatan Ericsson di kuartal ketiga 2015 ini, Telkomsel menyalurkan trafik data 342 PetaBytes, Indosat 142 Petabytes, dan XL 129 PetaBytes. Sehingga, total data trafik dari tiga operator itu saja telah menembus 613 PetaBytes.

Sementara dikutip dari Okezone, Jumat, Smartfren menghadirkan teknologi 4G LTE Advanced dengan jangkauan luas, koneksi mobile Internet lebih cepat, dan lebih stabil di Tanah Air.

Jaringan Internet generasi keempat 4G LTE telah menyuguhkan kecepatan yang melebihi generasi sebelumnya. Namun, ketika menggelar layanan ini, operator-operator telekomunikasi di Indonesia berlomba-lomba mengadu kecepatan melalui layanannya.

Hal itu berbeda dengan Smartfren. Meski, memiliki kecepatan Internet yang sama dengan operator lain, tidak terlalu membuat operator Internet service provider CDMA ini ambil pusing. Sebab, menurut Smartfren, hal yang terpenting adalah jangkauan layanan.

Hal ini disampaikan Head of Network Special Project Smartfren, Munir Syahda Prabowo. Menurutnya, perihal kecepatan tidak perlu dipertanyakan lagi, tetapi yang menjadi masalahnya adalah jangkauannya.

“Baik itu masyarakat atau pelanggan kami, tentunya mengharapkan jangkauan akses Internet 4G LTE yang lebih luas dan dapat dijangkau,” ungkapnya, di Medan, Sumatera Utara, Kamis (3/12/2015).

Munir mengatakan, masih banyak konsumen Smartfren yang belum beralih ke 4G LTE. “Jadi, ini yang sebenarnya menjadi tantangan kami ke depannya setelah menggelar layanan 4G. Masyarakat masih bertanya soal jangkauan arena, sebab andai kata saya telah menggunakan 4G LTE bisa tidak dipakai di mana-mana,” imbuh dia.

Ia mengungkapkan, Smartfren saat ini lebih fokus mengurus jangkauan 4G LTE yang lebih luas dan dapat dijangkau oleh masyarakat. Sekadar diketahui, hingga akhir 2015 setidaknya sudah ada 22 kota besar di Indonesia yang telah mencicipi jaringan akses Internet 4G LTE Smartfren.

Beberapa kota itu di antaranya Aceh, Bandung, Bogor, Batam, Cirebon, Jakarta, Lampung, Medan, Padang, Pekanbaru, Palembang, Banjarmasin, Denpasar, Jember, Madiun, Makasar, Malang, Manado, Surabaya, Solo, Semarang, dan Yogyakarta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya