SOLOPOS.COM - Peringkat Internet Tercepat Dunia (Okezone)

Akses Internet di Indonesia tergolong lambat. Peringkat kecepatan Internet Indonesia hanya naik satu peringkat sejak 2010, mengapa?

Solopos.com, JAKARTA — Berbagai data menobatkan Indonesia sebagai negara dengan penetrasi tinggi dalam hal penggunaan Internet. Hal itu karena jumlah penduduk Indonesia mencapai 250 juta orang.

Promosi Piala Dunia 2026 dan Memori Indah Hindia Belanda

Seperti dikutip dari Liputan6.com, Senin (7/12/2015), data dari Millward Brown, yang disampaikan pada acara media briefing bersama Opera Max di Jakarta, Selasa kemarin menyebutkan, orang Indonesia rata-rata menonton video selama empat jam sehari.

Kemudian Opera Mediaworks dan Mobile Marketing Association (MMA) juga menuturkan, pengguna perangkat mobile di Indonesia lebih sering mengakses situs media sosial dengan persentase yang mencapai 38%.

Lalu, General Manager UCWeb Indonesia, Jonathan Zhong memaparkan sebanyak 20% pengguna UC Browser Indonesia menghabiskan waktu lebih dari lima jam per hari untuk mengakses Internet. Untuk konsumsi data, menurut laporan internal UC Browser, kebanyakan pengguna mengonsumsi data di atas 500 MB.

Berkenaan dengan Internet di Indonesia, saat ini Indonesia tengah bergerak maju ke arah yang lebih baik. Ya, sebagai salah satu pemangku kepentingan Tanah Air, sejumlah operator telekomunikasi secara resmi memperkenalkan dan mengomersialkan teknologi telekomunikasi 4G, yang disebut-sebut jauh lebih baik dari 3G.

Tentu hal ini juga tidak akan terealisasi tanpa peran pemerintah. Akan tetapi, bagaimanakah sebetulnya kecepatan akses Internet di Indonesia? Berdasarkan laporan dari International Telecommunication Union (ITU) yang baru saja dirilis.

ITU merupakan badan khusus bentukan Persatuan Bangsa-bangsa (PBB) di bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Tiga area utama yang menjadi fokus perhatian dari ITU adalah radiokomunikasi, standardisasi, dan pengembangan.

Dalam laporannya, ITU mengungkap ICT Development Index (IDI, Indeks Pembangunan TIK) yang didasarkan pada beberapa aspek, yaitu kecepatan akses Internet (bandwidth yang diukur dalam bit per detik), volume langganan Internet tetap per 100 orang, persentase rumah tangga dengan komputer, serta persentase rumah tangga dengan Internet, yang memberikan skor dalam skala 10 kepada negara yang bersangkutan.

Di kawasan Asia Pasifik, Indonesia menempati posisi ke-18 dari total 32 negara. Sementara secara global, Indonesia bertengger di peringkat ke-108, dari 167 negara yang dilibatkan. Artinya, sejak 2010 lalu, Indonesia hanya naik satu peringkat, yang pada saat itu duduk di tempat ke 109. Skor yang dikantongi Indonesia adalah 3,94 dari skala 10. Skor tersebut, mengalami peningkatan dari tahun 2010 yang hanya sebesar 3,11.

Dibandingkan negara Asia Tenggara lainnya, Indonesia masih berada di bawah Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand, Filipina, dan Vietnam. Sementara jika head to head dengan Kamboja dan Myanmar, Indonesia masih dua kali jauh lebih unggul lantaran kedua negara tersebut hanya mampu mengumpulkan skor masing-masing sebesar 2,74 dan 2,27.

Besar kemungkinan, salah satu alasan mengapa akses Internet Indonesia cuma naik satu peringkat adalah migrasi teknologi 3G ke 4G di Indonesia tidak masuk ke dalam hitungan di laporan ITU.

Sebab, mayoritas operator telekomunikasi Indonesia baru mengomersialisasikan teknologi 4G kepada para penggunanya tahun 2015, sedangkan ITU hanya mengumpulkan dan mengolah data hingga 2014.

Maka, tentu kita semua sangat berharap ketika kelak ITU merilis kembali peringkat IDI ke depannya, jumlah pengguna Indonesia yang sudah menikmati layanan akses Internet 4G, termasuk ketersediaan perangkatnya, sudah jauh lebih banyak dari sekarang. Dengan demikian, kuat dugaan, peringkat IDI Indonesia pun akan mengalami peningkatan.

Kemudian, apabila ditinjau dari segi penetrasi smartphone, penggunaan ponsel pintar di Indonesia pada 2015 sebetulnya sudah mencapai angka 43%. Hal ini diungkap langsung lewat survei Google berdasarkan rekapitulasi data dari salah satu fitur tool Google, Consumer Barometer, yang bekerja sama dengan TNS Global Market Research.

Penting diketahui, angka tersebut jauh lebih tinggi dari penetrasi smartphone tahun 2014 yang hanya sebesar 28%. Seperti disebutkan sebelumnya, sayangnya pada tahun 2015 ini tidak termasuk ke dalam rentang waktu pengumpulan dan pengolahan data dari laporan ITU.

Seperti dikutip dari Okezone, Senin, tahun 2015, peringkat Internet Indonesia semakin naik, awalnya Indonesia berada di peringkat ke-122, Lalu pertengahan 2015, berada di peringkat ke-116 dan terakhir berada di posisi ke-188.

Indonesia, seperti Brasil, Pakistan, Nigeria dan Banglades, yang merupakan negara berkembang dengan populasi penduduk tinggi berpotensi mengalami perubahan tinggi. Dengan adanya 4G long term evolution, diharapkan kecepatan akses Internet semakin hebat dan melejit.

Seperti yang diketahui, banyak vendor perangkat menyasar pasar di negara-negara berkembang semacam ini untuk fokus mereka sehingga penetrasi Internet juga diperkirakan berkembang cepat dari waktu ke waktu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya