Teknologi
Jumat, 6 November 2015 - 07:00 WIB

AKSES INTERNET : Open BTS Vs Project Loon, Ini Kata Menkominfo

Redaksi Solopos.com  /  Haryo Prabancono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Project Loon Google (Youtube)

Akses Internet di Indonesia akan diwarnai dengan balon Internet Google. 

Solopos.com, JAKARTA — Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama tiga operator telekomunikasi besar di Indonesia menyepakati kerja sama dengan Google untuk menghadirkan uji coba balon udara atau Project Loon.

Advertisement

Seperti dilansir Liputan6.com, Kamis (5/11/2015), sempat dianggap tak mendukung Open BTS dan memilih balon Internet Google, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara akhirnya buka suara.

Rudiantara menjelaskan pemerintah membuka opsi teknis apa saja yang mendukung percepatan akses ke masyarakat. Termasuk kerja sama Google dengan tiga operator Indonesia untuk akses Internet dengan Project Loon.

Advertisement

Rudiantara menjelaskan pemerintah membuka opsi teknis apa saja yang mendukung percepatan akses ke masyarakat. Termasuk kerja sama Google dengan tiga operator Indonesia untuk akses Internet dengan Project Loon.

“Jadi, saya tidak katakan saya dukung ini. Tapi, masa saya diam saja? Lagipula Loon juga belum pasti. Saya melihatnya lebih kepada akses Internet dan teknologi. Operator cost apa? Cuma interkoneksi dan masalah teknis,” ucapnya.

Disinggung soal perbedaannya dengan Open BTS, Rudiantara mengaku belum pernah berbicara atau berdiskusi soal Open BTS dengan pihak terkait.

Advertisement

Perlu diketahui, Open BTS merupakan perangkat jaringan yang dapat menjadi alternatif bagi wilayah-wilayah terpencil yang belum memiliki infrastruktur jaringan telekomunikasi.

Rudiantara menegaskan kehadiran Loon layaknya BTS operator, sedangkan Open BTS bersifat terbuka. Pihaknya enggan memilih teknologi mana yang dinilai bagus karena baik Loon dan open BTS belum terlihat hasilnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, proyek perluasan akses Internet melalui bantuan balon tersebut diharapkan mampu menjawab kebutuha Indonesia. Project Loon menghadirkan akses jaringan Internet ke daerah-daerah terpencil di Tanah Air.

Advertisement

Pengamat telekomunikasi Indonesia, Heru Sutadi mengatakan secara teknologi, Project Loon adalah hal baru dan bisa dipakai menjangkau wilayah terpencil untuk mengakses Internet. Hanya saja, menurutnya, upaya tersebut tidak bisa dijadikan solusi permanen untuk menjawab permasalahan tersebut.

Seperti dikutip dari Detik, Kamis, melalui Google X di bawah kendali Alphabet, CEO Google, Sergey Brin, menjadi otak utama dari proyek gila bernama Project Loon alias balon raksasa yang akan memancarkan Internet lewat udara.

Balon itu rencananya akan segera diterbangkan di atas bumi Indonesia, khususnya di daerah terpencil yang belum kebagian akses Internet. Pilot project untuk uji coba itu akan menggunakan spektrum frekuensi 900 MHz yang akan disediakan oleh Telkomsel, Indosat, dan XL.

Advertisement

“Nanti balonnya itu akan terus berputar, ada ratusan. Ini seperti BTS  bergerak di udara. Kalau kita pas menelepon, biasanya kita kan yang bergerak. Nah, kalau ini, BTS-nya yang gerak dan pindah dari satu cell ke cell coverage yang lain,” papar Menkominfo Rudiantara.

BTS bergerak ini nantinya akan disediakan oleh Google. “BTS-nya punya Google. Ini seperti subset, seperti bagian BTS-nya operator. Kalau sebelumnya kan BTS existing di darat beli dari Ericsson, Huawei, tapi ini enggak beli, cuma sewa saja.”

“Nanti BTS-nya gantian, BTS ini yang bergerak. Tapi gateway-nya ke operator telekomunikasi. Google tuh enggak punya pelanggan. Nanti kan ada balon berikutnya,” kata menteri sembari menegaskan ini hanya uji coba teknis saja.

Dalam catatan, Google telah menghitung, Indonesia membutuhkan sekitar 6.000 balon apabila ingin seluruh area Nusantara kebagian sinyal akses Internet dari balon udara yang terbang 20 kilometer di atas permukaan laut.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif