SOLOPOS.COM - Ilustrasi UMKM Indonesia. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO-Apa itu Project S TikTok? Digambarkan bahwa Project S TikTok ini ibarat penyewa ruko yang mengambil alih usaha sukses penyewanya.

Digambarkan di channel YouTube Rianto Astono, ada seseorang yang biasa-biasa saja ingin membuka usaha sembako. Ia pun menyewa sebuah ruko kosong selama 2 tahun kepada salah satu pemilik ruko.

Promosi Uniknya Piala Asia 1964: Israel Juara lalu Didepak Keluar dari AFC

Singkat cerita, berkat ketekunan dan ketekunan usahanya, toko sembako tersebut berhasil, maju, dan sukses. Di pengujung tahun kedua, penyewa ingin memperpanjang sewanya kepada pemilik ruko.

Sayangnya, si pemilik ruko mengatakan bahwa ia tidak bersedia memperpanjang sewa karena akan ia pakai sendiri ruko itu untuk usaha.

Pada sisi lain, ketika penyewa membangun usahanya, pemilik ruko mengamatinya. Sehingga ia tahu betul bagaimana bisnis dijalankan, produk apa yang paling laku, siapa saja pembelinya, dan sebagainya.

Pada akhirnya, pemilik ruko pun membuka usaha sembako seperti yang selama ini dirintis oleh penyewa di ruko miliknya itu. Tak ayal, penyewa pun gigit jari.

Cerita ini menggambarkan penyewa sebagai pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Indonesia, dan pemilik ruko adalah TikTok.

Apa itu Project S TikTok? Simak penjelasannya berikkut ini. Dikutip dari Bisnisindonesia.id, alikasi buatan ByteDance, TikTok, dikabarkan tengah menyiapkan Project S yang disebut bisa merugikan pelaku UMKM di Indonesia.

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KemenkopUKM) pun menyiapkan langkah untuk menghadapi agenda TikTok yang meluncurkan Project S.

KemenkopUKM mengatakan Project S akan berdampak besar dan merugikan UMKM di Indonesia.

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop UKM), Teten Masduki, menyebut Project S digunakan TikTok untuk mengumpulkan data produk yang laris di suatu negara.

Selanjutnya, produk tersebut akan diproduksi di China, negara asal TikTok, dan dipasarkan ke negara yang jadi sasaran.

“Di Inggris itu 67 persen algoritma TikTok bisa mengubah behavior konsumen di sana dari yang tidak mau belanja jadi belanja. Bisa mengarahkan produk yang mereka bawa dari Tiongkok. Mereka juga bisa sangat murah sekali,” ucap Teten Masduki.

Apa itu Project S TikTok ini? Project S adalah agenda TikTok untuk menjual produk sendiri. Agenda ini pertama kali diberitakan oleh Financial Times pada 21 Juni 2023.

“Upaya untuk mulai menjual produknya [TikTok] sendiri dikenal secara internal sebagai ‘Project S’,” tulis berita Financial Times yang dikutip Bisnis.com.

Inggris menjadi sasaran pertama dari agenda Project S TikTok. Di Negeri Charles III itu, TikTok meluncurkan fitur Trendy Beat untuk menjual produk yang sedang populer.

Beberapa produk yang dijual di Trendy Beat antara lain pembersih telinga, penyikat bulu hewan, dan pakaian. Dalam fitur itu, semua produk dikirim dari China dengan penjualnya tercatat sebagai perusahaan di Singapura yang belakangan diketahui dimiliki oleh ByteDance.

Dari laporan Financial Times, barang-barang di Trendy Beat dijual oleh Seitu, yang merupakan perusahaan yang berafiliasi dengan perusahaan milik ByteDance, If Yooou.

Seitu dipimpin oleh Lim Wilfred Halim yang juga menjadi Kepala Anti-Penipuan dan Keamanan E-Commerce Global TikTok di Singapura.

Setelah ditelaah lebih jauh, TikTok mempromosikan produknya sendiri yang populer melalui fitur Trendy Beat tersebut. Cara itu serupa dengan yang dilakukan oleh Amazon.

Untuk menyajikan produk yang dijual di Trendy Beat, TikTok melalui Project S akan mengumpulkan data produk yang viral di suatu negara. Nantinya, data tersebut diolah menjadi produk di China sebelum kemudian dipromosikan dengan gencar di Trendy Beat.

Barang yang dijual oleh TikTok itu juga akan dipasarkan dengan harga yang murah sehingga bisa merebut pangsa pasar UMKM lokal.

Demikian penjelasan tentang apa itu Project S TikTok.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya