Teknologi
Jumat, 19 Juni 2015 - 23:45 WIB

APLIKASI GO-JEK : Nadiem Makarim, Sosok di Balik Kesuksesan Go-Jek

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Aplikasi Android Go-Jek (istimewa)

Aplikasi Go-Jek berawal dari forum WhatWorks di New Cities Summit 2015.

Solopos.com, JAKARTA – Go-Jek adalah aplikasi pesan ojek tanpa harus datang ke pangkalan ojek. Aplikasi yang belakangan menimbulkan kehebohan di Jakarta ini digagas oleh pria bernama Nadiem Makarim.

Advertisement

Pria kelahiran 4 Juli 1984 ini mengawali sekolah dasar di Jakarta. Nadiem pernah merasakan ketatnya sistem pendidikan di sebuah SMA di Singapura. Memasuki dunia mahasiswa, Nadiem memilih jalur sarjana di Brown University AS. Jurusan International Relations jadi incarannya. Selama satu tahun, Nadiem sempat mengikuti foreign exchange di London School of Economics.

Tak puas menjadi sarjana, Nadiem pulang ke Indonesia dengan menyandang gelar MBA (Master of Business Administration) dari Harvard Business School.

Advertisement

Tak puas menjadi sarjana, Nadiem pulang ke Indonesia dengan menyandang gelar MBA (Master of Business Administration) dari Harvard Business School.

Nadiem Makarim (JIBI/Detik/Nograhany Widhi K.)

Lulus dari Brown, Nadiem tak butuh waktu lama terjun ke dunia kerja. Berbekal ijazah yang dimilikinya, Nadiem direkrut menjadi Management Consultant di sebuah lembaga konsultan ternama McKinsey & Company. Di perusahaan ini, Nadiem menghabiskan waktu 3 tahun di kantor mereka di Jakarta.

Advertisement

Maka pada tahun 2010, dia menciptakan aplikasi mobile, yang bertujuan membantu Sopir ojek itu. Sopir ojek dibantu mendapatkan penumpang, warga yang membutuhkan Sopir ojek pun bisa mendapatkan kebutuhannya.

“Saya yakin ini berhasil karena apa, karena kebutuhannya pasti tinggi. Sebenarnya sudah banyak ide seperti Go-Jek, cuma kami kuatnya di eksekusi yang agresif,” jelas pria yang enggan mengungkapkan nilai transaksi Go-Jek ini.

Dalam perjalanan, Nadiem mengakui Sopir ojek Go-Jek di lapang sempat ada gesekan dengan Sopir ojek lokal. Namun, dia menyatakan hal itu karena masalah miskomunikasi.

Advertisement

“Kami ingin menjelaskan bahwa kita tidak ingin bersaing dengan mereka. Malah kita ingin membantu mereka,” kata Nadiem yang ingin mengajak bergabung sopir ojek itu. Penambahan mitra sopir Go-Jek juga menjadi fokus rencana bisnisnya ke depan.

Kini, ada saingan Go-Jek, aplikasi mobile dari Malaysia yang persis meniru Go-Jek. Namun, Nadiem tak mengkhawatirkan hal itu.

“Saya percaya orang Indonesia selalu memakai produk buatan anak bangsa sendiri,” ujarnya optimistis.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif