Teknologi
Selasa, 22 Mei 2018 - 16:45 WIB

Arab Saudi Pengin Jadi Raja Industri Teknologi

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p lang="zxx"><strong>Solopos.com, RIYADH &ndash;</strong> Arab Saudi menjadi salah satu negara yang berkembang pesat. Belakangan ini, Pangeran Mohammed bin Salman, terus mengambil langkah berani untuk meningkatkan daya saing Arab Saudi di sektor ekonomi. Kali ini, dia ingin <a href="http://news.solopos.com/read/20180515/497/916220/arab-saudi-tawarkan-diskon-pajak-shooting-film">Arab Saudi</a> merajai industri teknologi.</p><p>Guna mewujudkan ambisi tersebut, <a href="http://news.solopos.com/read/20180503/497/914048/pangeran-saudi-nikahi-wanita-muda-dengan-mahar-rp698-miliar">Pangeran</a> Mohammed bin Salman menyiapkan cetak biru (<em>blue print</em>) reformasi bernama Vicion 2030 yang berfokus pada teknologi dan pusat jaringan data. Dia berharap rencananya berjalan lancar, karena selama ini sumber pendapatan utama Arab Saudi berasal dari minyak bumi. Kini, dia tengah merencanakan pembangunan pusat teknologi di Kota Mekah.</p><p>Pangeran Mohammed bin Salman juga mempersiapkan kerja sama membuat layanan keamanan siber nasional dengan Raytheon, perusahaan senjata dan elektonik asal Amerika Serikat. Sebelumnya, dia telah bertemu sejumlah pakar teknologi, mulai dari CEO Amazon, Jeff Bezos, CEO Microsoft, Sra Nadella, dan pendiri Google, Sergey Brin. Dia juga telah menyambangi Universitas Harvard dan Institut Teknologi Massachusetts untuk mendiskusikan perjalanan luar angkasa.</p><p>Ambisi Pangeran Mohammed bin Salman menjadikan <a href="http://news.solopos.com/read/20180425/497/912629/arab-saudi-sumbangkan-rp555-miliar-untuk-palestina">Ara</a><a href="http://news.solopos.com/read/20180425/497/912629/arab-saudi-sumbangkan-rp555-miliar-untuk-palestina">b Saudi</a> sebagai raja industri teknologi menghadapi sejumlah kendala. Mantan penasihat Kementerian Tenaga Kerja Arab Saudi, Hattan Saaty, menyebut kelemahan sistem edukasi dan kurangnya perusahaan teknologi di Arab Saudi mempersulit mereka menemukan tenaga ahli. Namun, menurutnya pemerintah Arab Saudi telah menyadari hal tersebut dan tengah mempersiapkan jalan keluar.</p>

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif