SOLOPOS.COM - Salah satu penjual bukalapak.com, Rawan, berbagi pengalaman kepada peserta Kopi Darat Komunitas Solo Bukalapak.com di Solo Bistro, Minggu (13/9/2015). (Shoqib Angriawan/JIBI/Solopos)

Bisnis online Bukalapak.com memiliki kunci sukses yang menjadikannya e-commerce papan atas Indonesia.

Solopos.com, SYDNEY — Dalam empat tahun situs bisnis online Bukalapak.com telah menjadi platform e-commerce papan atas di Indonesia. Kesuksesan tersebut tidak terlepas dari empat faktor.

Promosi Yos Sudarso Gugur di Laut Aru, Misi Gagal yang Memicu Ketegangan AU dan AL

Dikutip dari Detik, Senin (2/11/2015), CEO dan founder Bukalapak.com, Achmad Zaky, diundang untuk berbicara di depan konferensi start-up terbesar di Australia, Sydstart, 29-30 Oktober 2015 di Sydney.

Ia diundang untuk berbagi kesuksesannya merintis perusahaan yang telah menjadi platform bisnis online lokal nomor satu di Indonesia tersebut.

Dari pengamatan Vice President Growth Freelancer.com, Willix Halim, selaku penyelenggara, ada tiga hal yang membuat bisnis online Bukalapak.com sukses seperti sekarang.

Pertama, Bukalapak.com hadir pada saat dan waktu yang tepat. “Mereka hadir saat penetrasi Internet di Indonesia sedang tinggi-tingginya, jadi mereka itu right time in right place,” ujar Willix saat ditemui pada konferensi di Sydney Town Hall.

“Eksekusi harus cepat, seperti Bukalapak.com, mereka langsung meluncurkan usahanya setelah melihat ada peluang. Pada akhirnya, yang paling cepat biasanya akan berakhir paling bagus,” tambahnya.

“Kedua, Bukalapak.com mampu mengembangkan perusahaan lewat Internet marketing menggunakan data-data yang baik sekali. Ketiga, start-up itu didukung oleh tim yang ahli,” beber Willix.

Tiga faktor tersebut juga diakui Zaky sebagai faktor yang mendorong kesuksesan perusahaan yang dirintisnya. Namun demikian dia menambahkan satu hal lain, yaitu diferensiasi dengan cara merangkul lokalitas.

“Kekuatan start-up di Indonesia adalah embrace locality. Merangkul lokalitas. Bisnis online Bukalapak.com jualan kambing pas lebaran haji kemarin. Siapa sangka yang terjual sampai 2.500 ekor, terbanyak yang bisa dijual e-commerce.” ungkapnya.

“Selain itu juga jualan sembako dan batu akik, itu adalah bentuk kita merangkul lokalitas. Di Indonesia start-up yang jualan lokal seperti Go-Jek bisa laku karena dia embrace locality. Di dunia enggak ada yang sifatnya lokal sekali seperti Indonesia,” tutup Willix.

Sementara itu dikutip dari Okezone, Senin, pelaku industri e-commerce harus memeras otak agar semakin kompetitif di pasar. Perusahaan e-commerce seperti Tokopedia misalnya, menyasar bisnis marketplace yang memungkinkan orang untuk berjualan melalui platform mereka.

Internet Marketing Specialist Tokopedia, Igor Irendy, mengatakan hal pertama yang harus dilakukan perusahaan ialah edukasi. Ini untuk mengajak orang mau berbisnis melalui platform bisnis online yang aman dan mudah dalam registrasi dan pengelolaan marketplace tersebut.

Edukasi bisa dilakukan dalam berbagai cara. Salah satunya, perusahaan menggelar event roadshow kota-kota besar di Indonesia. Event offline tersebut dilakukan untuk merangsang orang berjualan di platform bisnis online, meningkatkan brand awareness dan melalui kegiatan workshop atau seminar.

Selain edukasi, hal lainnya adalah inovasi. Inovasi perlu untuk mengikuti perkembangan pasar serta menawarkan fitur yang berbeda dibanding kompetitor. Misalnya, Tokopedia menawarkan Lucky Deal untuk penjual dan pembeli.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya