SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/wordpress.com)

Bisnis online di Indonesia masih memiliki kelemahan yakni metode pembayaran dan bahasa asing.

Solopos.com, JAKARTA — Ketua Asosiasi E-Commerce Indonesia Daniel Tumiwa mengatakan, perkembangan bisnis online di Indonesia sangat baik. Apalagi, industri e-commerce berkembang cukup signifikan dari tahun ke tahun yang mencapai angka 300%-400%.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Namun, masih ada yang perlu dibenahi agar konsumen merasa nyaman apalagi bertransaksi dengan situs bisnis online seperti sistem pembayaran dan logistik harus ditingkatkan.

“Ini adalah channel distribusi yang paling efektif dan efisien. Seluruh pebisnis seharusnya layak memiliki strategi e-commerce masing masing karena biaya distribusi jauh lebih kecil dan tentu saja dapat menjangkau seluruh konsumen,” jelasnya seperti dilansir Okezone, Senin (14/12/2015).

Menurutnya, transaksi e-commerce berpotensi semakin meningkat apabila masyarakat yang berbelanja via social media beralih ke situs bisnis online.

Karena itu, ke depan akan dibutuhkan berbagai situs bisnis online yang dilengkapi bahasa internasional karena kebutuhan masyarakat dari berbagai penjuru dunia. “Tahun ini bisnis e-commerce masih tumbuh dan tahun depan pertumbuhan akan semakin signifikan,” papar dia.

Sementara, Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) pada 10-12 Desember tahun ini semakin marak dan lengkap. Financial product e-commerce seperti Cermati.com turut memeriahkan Harbolnas 2015.

Co-Founder Cermati.com, Andhy Koesnandar, mengatakan Harbolnas akan menjadi event terbesar untuk online shopper dan e-commerce Indonesia tahun ini.

Namun, masih terdapat tantangan e-commerce di Indonesia, salah satunya metode pembayaran. Menurut dia, masyarakat Indonesia masih lebih suka melakukan pembayaran melalui metode manual seperti bank transfer.

“Untuk e-commerce Indonesia tercatat pembayaran bank transfer memiliki volume tinggi, tetapi juga memberikan tantangan lainnya yakni kecepatan proses,” ujarnya.

Sementara bagi konsumen, pembayaran menggunakan kartu kredit justru memberikan kemudahan, seperti program cicilan 0% dan belanja online lebih praktis.

“Maka dari itu, kami mendukung Harbolnas 2015 dengan membagikan voucher belanja untuk setiap pengajuan kartu kredit dan KTA yang disetujui melalui Cermati.com,” tukas Andhy.

Selain itu, Kementerian Perdagangan optimistis lalu lintas uang yang wara-wiri di bisnis online tumbuh luar biasa di tahun 2015. Prediksinya bahkan bisa tembus sampai Rp224,9 triliun.

Padahal, mengacu dari data Bank Indonesia, Direktur Bina Usaha Perdagangan Kementerian Perdagangan Fetnayeti mengungkapkan transaksi jual beli online di Indonesia pada tahun 2014 cuma sebatas Rp34,9 triliun.

“Kemendag sangat mendukung usaha perdagangan melalui bisnis online atau dikenal dengan e-commerce. Dari angka Rp34,9 triliun, diprediksikan tahun ini akan meningkat menjadi Rp224,9 triliun,” ujar Fetnayeti, seperti dikutip dari Detik, Senin.

Meski diproyeksi hingga Rp224,9 triliun, namun angka itu ternyata masih kecil jika dilihat dari kontribusi retail secara keseluruhan. Kontribusi ritel online bahkan belum menyentuh angka 1% secara keseluruhan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya