Teknologi
Selasa, 17 Februari 2015 - 14:10 WIB

#BOYCOTTBALI TRENDING TOPIC : Soal Boikot Bali, Jurnalis Australia: Itu Munafik, Sesat, dan Bodoh

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tagar #boycottbali (Twitter.com)

#BoycottBali trending topic di Twitter pagi ini. Editor salah satu majalah di Australia menyebut seruan ini tak perlu dihiraukan.

Solopos.com, BALI – Seruan pemboikotan Bali melalui #boycottbali ternyata tak sepenuhnya didukung warga Australia. Seorang jurnalis bernama Anthony Dennis menilai seruan itu terlalu berlebihan.

Advertisement

Dennis menulis keberatannya melalui artikel berjudul Bali Nine executions: Why we shouldn’t boycott Bali, Selasa (17/2/2015). Melalui artikel itu, kolumnis salah satu media nasional di Australia itu mengatakan eksekusi mati tidak ada hubungannya dengan Bali.

Dennis bahkan menyebut seruan untuk memboikot bali munafik, sesat dan bodoh.
“[Di Bali] Kami mabuk, kami menggunakan obat-obatan, Kami juga berkumpul setengah telanjang dan menikmati resort dan tidak memikirkan sebuah kebudayaan [Bali] yang sangat sangat berbeda di dunia ini,” ujar Dennis.

Dennis mengatakan perbuatan semacam ini norak dan intoleran.

Advertisement

Dennis mengatakan aat kasus Bom Bali, warga Australia memuji dan menyatakan kecintaanya kepada Bali. Tapi mengapa dalam kasus rencana eksekusi mati terhadap Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, warga Australia malah sebaliknya

“Pemerintah Indonesia mungkin layak menerima kemarahan publik Australia, tapi tidak untuk penduduk Bali,” kata Anthony.

Menurut Dennis, ancaman boikot tersebut tidak akan berlangsung lama sebab berdasarkan survei, masyarakat Australia, meski tidak sadar telah menganggap Bali sebagai bagian dari Australia.

Advertisement

Dennis mengaku pekan ini dirinya akan terbang ke Bali untuk berlibur. Dia tidak akan membatalkan rencana keberangkatannya.

Tulisan Dennis lantas banyak dikomentari pengguna media sosial dan Internet. Sejumlah orang mengaku setuju, tapi sebagian justru takut.

“Sangat setuju Anthony! Sebagai wisatawan yang telah sering ke Bali (Sejak tahun 70-an), saya tidak akan memboikot Bali. Orang-orang Bali yang indah harus dibuat menderika karena pemerintahan mereka di Jakarta,” ujar salah seorang komentator, Jann Burmester.

“Saya tidak akan pergi ke sana hingga situasi yang mengerikan ini berlalu,” kata Kendra Vandame menyanggah tulisan Dennis.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif