Teknologi
Jumat, 25 Agustus 2023 - 21:45 WIB

CEO XL Mulai Ketir-Ketir dengan Starlink Elon Musk, Bisnis Seluler Bisa Tumbang

Newswire  /  Akhmad Ludiyanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Satelit Starlink. (Gambar: starlink.com)

Solopos.com, JAKARTA-PT XL Axiata Tbk (EXCL) mengaku mulai ketir-ketir dengan bisnis internet Elon Musk yang bisa menggerus atau menumbangkan bisnis operator seluler.

Pemilik SpaceX itu memiliki satelit bumi rendah (LEO) Startlink yang dapat memberikan internet. Adapun Starlink saat ini telah bekerja sama dengan Telkomsat, anak usaha milik PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk yang bergerak di bidang satelit.

Advertisement

Presiden Direktur dan CEO XL Axiata Dian Siswarini mengatakan kehadiran bisnis Elon Musk, berisiko menggerus bisnis operator seluler.

Dian pun mengkhawatirkan pada masa yang akan datang, pangsa pasar milik operator seluler direbut oleh Elon Musk, yang saat ini memiliki layanan Starlink. Adapun Starlink, menurutnya, beroperasi tanpa terikat banyak peraturan seperti operator seluler.

Advertisement

Dian pun mengkhawatirkan pada masa yang akan datang, pangsa pasar milik operator seluler direbut oleh Elon Musk, yang saat ini memiliki layanan Starlink. Adapun Starlink, menurutnya, beroperasi tanpa terikat banyak peraturan seperti operator seluler.

“Apalagi sekarang muncul pemain baru yang nantinya akan mendunia kalau Elon Musk muncul, sudah masuk ke sini dan kita tidak mendapatkan playfield yang sama. Wah, itu mungkin bisa dibabat habis,” ujar Dian, Kamis (24/8/2023).

Dian berharap pemerintah dapat membuat regulasi yang lebih berpihak pada operator seluler dalam negeri, sehingga keberlangsungan hidup industri operator seluler dapat tetap terjamin.

Advertisement

“Saya bilang kita tidak semiskin Rwanda, yang bayar USD50. Harusnya sekitar Rp300.000-Rp750.000 per bulan untuk mbps. Kami maunya sekitar segitulah, di bawah USD50 dengan kapasitas yang cepat sekali,” ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi.

Pada Juni 2022, Starlink milik Elon Musk resmi masuk dan mendapatkan izin beroperasi di Indonesia. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengatakan bahwa PT Telkom Satelit Indonesia (Telkomsat) membeli kapasitas dari Starlink, perusahaan SpaceX milik Elon Musk.

Telkomsat mendapatkan Hak Labuh Satelit Khusus Non Geostationer (NGSO).  Starlink pun akan digunakan untuk keperluan layanan backhaul Telkom Group. Merujuk pada Permen Kominfo Nomor 21 tahun 2014, Hak Labuh (Landing Right) Satelit adalah hak untuk menggunakan Satelit Asing yang diberikan oleh Menteri kepada Penyelenggara Telekomunikasi atau Lembaga Penyiaran.

Advertisement

Sehingga nanti pada praktiknya, satelit Starlink kemungkinan akan disewa oleh Telkomsat untuk memberikan bentuk layanan jaringan internet tertutup ke pelanggan korporat. Starlink merupakan bagian dari Space X yang menyediakan akses internet melalui jaringan satelit pribadi. Setelah bertahun-tahun mengembangkan SpaceX dan mendapatkan hampir USD885,5 juta dana hibah dari Komisi Komunikasi Federal pada akhir tahun 2020 Starlink memulai langkah pertamanya di tahun 2021.

Pada bulan Januari 2021, Starlink meluncurkan 1.000 satelit ke orbit. Sampai dengan April 2022, saat ini Starlink telah meluncurkan lebih dari 2.000 satelit. Starlink pun memakai konstelasi satelit low-earth (LEO) dengan jarak sekitar 550 km, di mana jangkauan ini termasuk kecil dibandingkan satelit lainnya.

Adapun, dikarenakan satelit Starlink berada di orbit rendah, waktu perjalanan data dari dan ke pengguna juga jauh lebih rendah daripada layanan internet satelit biasa. Sehingga latensi juga jauh lebih rendah di mana dapat memberikan internet lebih cepat dibanding provider satelit lainnya.

Advertisement

 

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul “Bos XL Axiata (EXCL) Mulai Cemas dengan Starlink Elon Musk: Industri Telko Bisa Dibabat Habis”

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif