Teknologi
Rabu, 25 Januari 2023 - 19:00 WIB

Es Terdingin di Alam Semesta, Suhunya Minus 263 Derajat Celcius

Mia Chitra Dinisari  /  Akhmad Ludiyanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Istimewa/www.maxisciences.com)

Solopos.com, JAKARTA-Para ilmuwan menemukan es terdingin di alam semesta dengan suhu minus 263 derajat Celcius.

Penelusuran tentang es terdingin ini menggunakan Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST). Lokasi es terdingin ini berada di awan molekuler antarbintang, demikian menurut penelitian baru yang diterbitkan 23 Januari di jurnal Nature Astronomy.

Advertisement

Awan molekuler terdiri atas molekul beku, gas, dan partikel debu, berfungsi sebagai tempat kelahiran bintang dan planet termasuk planet layak huni, seperti Planet Bumi.

Dalam penelitian terbaru ini, tim ilmuwan menggunakan kamera infra merah JWST untuk menyelidiki awan molekul yang disebut Chameleon I, sekitar 500 tahun cahaya dari Bumi. Di dalam awan yang gelap dan dingin, tim mengidentifikasi molekul beku seperti karbonil belerang, amonia, metana, metanol, dan lainnya.

Advertisement

Dalam penelitian terbaru ini, tim ilmuwan menggunakan kamera infra merah JWST untuk menyelidiki awan molekul yang disebut Chameleon I, sekitar 500 tahun cahaya dari Bumi. Di dalam awan yang gelap dan dingin, tim mengidentifikasi molekul beku seperti karbonil belerang, amonia, metana, metanol, dan lainnya.

menurut para peneliti, molekul-molekul ini suatu hari nanti akan menjadi bagian dari inti panas dari bintang yang sedang tumbuh dan mungkin bagian dari planet ekstrasurya di masa depan.

Mereka juga memegang bahan penyusun dunia yang dapat dihuni seperti karbon, oksigen, hidrogen, nitrogen, dan belerang, campuran molekuler yang dikenal sebagai COHNS. “Hasil kami memberikan wawasan tentang tahap awal kimia gelap dari pembentukan es pada butiran debu antarbintang yang akan tumbuh menjadi kerikil berukuran sentimeter dari mana planet terbentuk,” ujar penulis studi utama Melissa McClure, seorang astronom di Observatorium Leiden di Belanda.

Advertisement

Beberapa dari struktur ini memanas menjadi inti bintang muda. Saat bintang tumbuh, mereka menyapu lebih banyak materi dan menjadi semakin panas.

Begitu bintang terbentuk, sisa gas dan debu di sekitarnya membentuk piringan. Sekali lagi, materi ini mulai bertabrakan, saling menempel dan akhirnya membentuk tubuh yang lebih besar.

Suatu hari nanti, gumpalan ini bisa menjadi planet. Bahkan yang layak huni seperti milik kita.

Advertisement

JWST mengirimkan kembali gambar pertamanya pada Juli 2022 dan para ilmuwan saat ini menggunakan instrumen teleskop senilai USD10 miliar untuk mendemonstrasikan jenis pengukuran apa yang mungkin dilakukan.

Untuk mengidentifikasi molekul di dalam Chameleon I, peneliti menggunakan cahaya dari bintang yang terletak di luar awan molekul.

Saat cahaya bersinar ke arah kita, ia diserap dengan cara yang khas oleh debu dan molekul di dalam awan. Pola penyerapan ini kemudian dapat dibandingkan dengan pola yang diketahui yang ditentukan di laboratorium.

Advertisement

Tim juga menemukan molekul yang lebih kompleks yang tidak dapat mereka identifikasi secara spesifik. Tetapi temuan ini membuktikan bahwa molekul kompleks memang terbentuk di awan molekuler sebelum digunakan oleh bintang yang sedang tumbuh.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul “Ngeri! di Tempat Ini Ada Es Terdingin di Alam Semesta, Suhu Minus 263 derajat Celcius”

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif