SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Dok)

Fenomena alam hujan meteor Lyrids akan hiasi langit Indonesia.

Solopos.com, JAKARTA — Fenomena alam hujan meteor akan menyapa Indonesia dalam beberapa hari terakhir ini. Peristiwa ini sebenarnya bukanlah barang langka di Bumi, sudah sejak lama masyarakat dapat melihat hujan meteor.

Promosi Nusantara Open 2023: Diinisiasi Prabowo, STY Hadir dan Hadiah yang Fantastis

Seperti dilansir Detik, Kamis (21/4/2016), fenomena alam hujan meteor lyrid akan menghiasi langit dini hari nanti. Meteor-meteor ini akan nampak seperti bintang jatuh karena terbakar saat melewati atmosfer bumi.

“Jadi hujan meteor lyrid itu kejadian tiap tahun, tahun ini terjadi 16-25 April, puncaknya sering bergeser geser. Tahun ini diperkirakan puncaknya, Jumat 22 April dini hari,” ujar Ketua Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin.

Thomas menambahkan, fenomena alam hujan meteor lyrid ini bisa dinikmati saat cuaca cerah, tidak ada hujan dan tidak ada awan yang menghalangi. Untuk tahun ini, puncak hujan meteor lyrid berbarengan dengan bulan purnama.

Menurut Thomas, untuk wilayah perkotaan seperti Jakarta, hujan meteor sulit terlihat. Fenomena alam ini bisa lebih dinikmati di wilayah pedesaan yang masih minim polusi cahaya.

“Puncaknya tahun ini bersamaan dengan purnama, untuk wilayah perkotaan makin sulit diamati karena terganggu polusi cahaya ditambah lagi cahaya bulan,” tutur Thomas.

“Untuk melihat hujan meteor ini syaratnya harus gelap, baik dari gangguan cahaya bulan dan polusi cahaya. Kalau mau mengamat harus di luar kota, karena di dalam kota terganggu polusi cahaya.” imbuhnya.

Thomas menggambarkan, dalam kondisi normal saat hujan meteor tersebut, puluhan meteor bisa terlihat di langit. Bila dalam kondisi terbaik, akan lebih terlihat menarik karena ada ratusan meteor yang bisa terlihat.

Kecepatan 180.000 Km/Jam

Seperti dikutip dari situs Langit Selatan, Rabu (20/4/2016), fenomena alam hujan meteor terjadi saat Bumi melintasi puing-puing debu dan partikel yang tersisa saat mengorbit matahari. Ketika debu dan partikel bersentuhan dengan atmosfer Bumi, maka penduduk Bumi dapat melihat kilatan-kilatan cahaya.

Menurut Rhorom Priyatikanto dari Pussainsa Lapan, fenomena alam hujan meteor kali ini akan terpancar dari rasi Lyra. Sementara meteor yang akan jatuh menghujam Bumi, berasal dari serpihan ekor komet C/1861 Thatcher yang baru sekali melintas dekat Bumi 1861.

“Lyrids biasanya tampak 16-25 April dengan intensitas maksimum sampai 15 meteor per jam. Kecepatan rata-rata meteor Lyrids ketika memasuki atmosfer Bumi sekira 50 km/detik atau 180.000 km/jam,” sebut Rhorom, seperti dilansir Okezone, Kamis.

Sayangnya, Rhoro meragukan fenomena alam ini akan terlihat jelas di daerah perkotaan. Hal ini dikarenakan polusi cahaya yang masif di wilayah kota. “Untuk lihat hujan meteor, kita perlu pergi ke tempat yang bercuaca cerah, gelap, dan bebas dari polusi cahaya perkotaan,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya