SOLOPOS.COM - Ilustrasi Google Translate terjemahkan teks lewat foto (Istimewa)

Fitur baru Google Translate membuat orang Indonesia menyukainya.

Solopos.com, JAKARTA — Selain memperkenalkan pembaruan fitur di aplikasi Google Translate pada Kamis (12/5/2016), Google juga menyampaikan temuan menarik soal orang Indonesia menikmati layanan penerjemahan populer itu.

Promosi Komeng The Phenomenon, Diserbu Jutaan Pemilih Anomali

Seperti dikutip dari Liputan6.com, Jumat (13/5/2016), Product Manager Google Translate, Julie Cattiau, mengatakan dalam sesi video conference yang diadakan di kantor pusat Google Indonesia, jumlah pengguna Google Translate di dunia berkisar di angka 500 juta pengguna, bahkan 95% di antaranya berada di luar wilayah Amerika Serikat.

Sementara, pengguna asal Indonesia juga paling doyan memanfaatkan Google Translate. Meski gemar menggunakan Google Translate, Julie mengungkap keinginan pengguna memanfaatkan layanan ini bukan karena untuk belajar bahasa asing, melainkan dorongan dan keinginan untuk mencari tahu arti kalimat pada situasi tertentu, seperti liburan di luar negeri.

Hal itu juga menjadi pokok gagasan mengapa Julie menghadirkan fitur baru pada Google Translate di saat pengguna bisa menerjemahkan bahasa asing sepraktis mungkin.

Fitur baru tersebut berupa Tap-To-Translate, yang memudahkan pengguna agar bisa menerjemahkan teks dari aplikasi lain, seperti Whatsapp atau Path. Google mengklaim, layanan yang dimulai pada bulan April 2006 itu meliputi 99% dari populasi online.

Gagasan untuk Google Translate kali pertama dicetuskan pada 2004, ketika salah seorang co-founder Google, Sergey Brin, frustrasi oleh program terjemahan gara-gara program itu menerjemahkan email berbahasa Korea.

Kini, Google Translate menggunakan kombinasi mesin belajar atau machine learning dan relawan manusia untuk memastikan hasil alih bahasa yang akurat dan tidak konyol.

Raksasa teknologi tersebut, dalam sebuah pengumuman di Google Translate Blog, mengatakan untuk menambahkan bahasa baru, bahasa tersebut harus menjadi bahasa tertulis dengan sejumlah besar alih bahasa dalam bahasa baru yang sudah online.

Dengan begitu, Google Translate dapat menerapkan mesin belajar terhadap teks-teks itu. 3 juta relawan juga memperbaiki hasil alih bahasa dan menyarankan kata-kata baru.

Bahasa-bahasa baru yang ditambahkan saat ini adalah bahasa Amharic yang dituturkan di Ethiopia, bahasa Korsika, bahasa Frisian (Belanda dan Jerman), bahasa Kyrgyz, bahasa Hawai, bahasa Kurdi, bahasa Luxembourg, bahasa Samoa, bahasa Scots Gaelic, bahasa Shona (Zimbabwe), bahasa Sindhi (Pakistan dan India), bahasa Pashto (Afghanistan dan Pakistan), dan bahasa Xhosa (Afrika Selatan).

Selanjutnya, seperti dikutip dari Okezone, Jumat,  fitur terjemahan secara offline yang kini tersedia di IOS. Seperti diketahui, fitur ini sebelumnya hanya tersedia untuk platform Android. Perlu diingat, untuk menggunakan fitur offline translation pengguna harus mengunduh bahasa yang akan diterjemahkan terlebih dahulu.

Terakhir adalah fitur word lense yang kini tersedia dalam bahasa Tiongkok. Sekadar informasi, fitur ini memungkinkan pengguna untuk menerjemahkan bahasa dalam papan penunjuk jalan hanya dengan bantuan kamera smartphone.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya