Teknologi
Selasa, 1 Maret 2016 - 21:35 WIB

GERHANA MATAHARI TOTAL : Ini Fungsi Kaca Mata Pelindung Saat Nonton GMT

Redaksi Solopos.com  /  Haryo Prabancono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kaca Mata Gerhana (Okezone)

Gerhana matahari total akan terjadi di Indonesia. Untuk menyaksikan GTM masyarakat harus menggunakan kaca mata pelindung.

Solopos.com, JAKARTA — Gerhana matahari total yang akan terjadi 9 Maret 2016 akan menjadi fenomena alam yang wajib disaksikan. Namun, sebelum menyaksikan peristiwa tersebut, ada baiknya kita mengetahui kegunaan kaca mata pelindung.

Advertisement

Ketua Lapan, Thomas Djamaluddin, mengatakan, kaca mata pelindung berguna untuk meredupkan sinar matahari hingga 100.000 kali. Menurutnya, sebaiknya kaca mata digunakan saat fase sebagian. Momen ini terjadi ketika bulan belum sepenuhnya menutup matahari.

“Kaca mata digunakan saat fase sebagian, walaupun sudah pakai kaca mata sebaiknya jangan terlalu lama menatap gerhana,” kata Thomas, seperti dikutip dari Okezone, Selasa (1/3/2016).

Ketika sudah menutup sempurna, masyarakat dapat melepas kaca mata. Hal itu karena masyarakat dapat melihat keindahan korona bagian paling luar dari atmosfer matahari saat fase sempurna.

Advertisement

“Ketika sudah menutupi bulan, kaca mata bisa dilepas agar kita bisa melihat korona. Bagian ini tidak akan terlihat saat hari biasa,” tutupnya.

Beberapa daerah di Indonesia yang akan dilalui fenomena alam gerhana matahari total sehingga diharapkan akan banyak wisatawan mancanegara dan lokal untuk menikmati keindahan alam yang baru akan terjadi lagi dalam 250 tahun mendatang.

Fenomena alam eksotis gerhana matahari total akan melewati daerah, yaitu Palembang (dengan lama 1 menit 52 detik), Belitung (2 menit 10 detik), Balikpapan (1 menit 9 detik), Luwuk (2 menit 50 detik), Sampit (2 menit 8 detik), Palu (2 menit 4 detik), Ternate (2 menit 39 detik), Bangka (2 menit 8 detik), Palangkaraya (2 menit 29 detik), Poso (2 menit 40 detik), serta Halmahera (1 menit 36 detik).

Advertisement

Fenomena alam Gerhana matahari sebagian juga bisa dinikmati di Padang (95,43%), Bandung (88,76%), Denpasar (76,53%), Kupang (65,49%), Surabaya (83,08%), Banjarmasin (98%), Manado (96,66%), Jakarta (88,76%), Pontianak (92,96%), Makassar (88,54%) dan Ambon (86,90%).

Fenomena alam yang pernah terjadi dan melewati Indonesia terjadi pada 30 tahun lalu, yaitu pada 11 Juni 1983 dan baru akan terjadi lagi dalam 250 tahun yang akan datang.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif