SOLOPOS.COM - ilustrasi (wikipedia)

Hasil penelitian dari peneliti Amerika Serikat menunjukan serangga penyerbuk seperti kupu-kupu dan lebah akan mengalami kepunahan.

Solopos.com, SOLO — Peneliti lingkungan hidup asal Amerika Serikat, Simon Potts, mengemukakan hasil penelitian yang mengejutkan. Menurut penelitiannya, serangga seperti kupu-kupu dan lebah terancam punah.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Sebagaimana dilansir Ibtimes, Senin (29/2/2016), dari hasil penelitian, kupu-kupu dan lebah saat ini berjumlah total 20.000 ekor di dunia. Kupu-kupu dan lebah dikenal sebagai serangga yang banyak berkontribusi pada suplai makanan manusia, termasuk buah-buahan, sayur, kopi, dan cokelat.

Dari hasil penelitian yang sudah diungkap, satu dari enam spesies burung dan kelelawar juga mengalami kepunahan pada beberapa tahun ini. Terancam punahnya kupu-kupu dan lebah jelas disesali Simon Potts.

”Kami sangat menentang segala bentuk yang merugikan dan menambah kelangkaan serangga dan hewan tersebut, secara pasti kami akan membuat konsekuensi yang berat pagi pelanggarnya,” ungkap Simon Potts.

Menurut timnya, kelangkaan hewan dan serangga tersebut diakibatkan karena hilangnya habitat asli mereka dan banyaknya pengguna pestisida di setiap tanaman sayuran dan buah-buahan. Selain itu, efek pemanasan global yang membuat berkurangnya suplai makanan mereka juga menjadi salah satu faktor punahnya serangga seperti kupu-kupu, lebah, burung dan kelelawar.

“Perbedaan dan banyaknya faktor yang membuat punahnya serangga dan hewan itu tak disadari banyak orang. Terutama dalam merusak lingkungan hidup mereka dengan sangat perlahan. Penggunakan pestisida dan insektisida adalah hal utama pembunuh hewan dan serangga penyerbuk itu,” jelas Potts.

”Cara tersebut terbilang mudah, tidak memerlukan banyak biaya. Hanya merubah sikap dan cara hidup kita itu saja. Sebelum mereka benar-benar punah dan kita yang nanti merasakan dampaknya,” ujar penulis dari Universitas Maryland yang juga meneliti tentang serangga, David Inouye.

Hasil penelitian menunjukan kita masih bisa melindungi satwa tersebut dengan mengubah cara hidup kita. Salah satunya adalah tidak lagi menggunakan pestisida atau insektisida pada tanaman. Ardhon Purtama Putra/JIBI/Solopos.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya