Teknologi
Selasa, 15 Maret 2016 - 16:45 WIB

HASIL PENELITIAN : Februari 2016, Bulan Terpanas Sepanjang Sejarah

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bulan Februari menjadi bulan terpanas (NASA)

Hasil penelitian NASA mengungkapkan Februari 2016 menjadi bulan terpanas sepanjang sejarah.

Solopos.com, SOLO – Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) merilis hasil penelitian terbaru mereka. Penelitian tersebut menujukkan Februari 2016 menjadi bulan terpanas sepajang sejarah mengalahkan semua rekor dengan menjadi bulan terpanas selama lebih dari satu abad pencatatan rekor global.

Advertisement

Data yang dihimpun NASA membandingkan setiap bulannya mulai 1880 dengan suhu rata-rata antara tahun 1951-198. Meskipun bulan terpanas adalah Juli 2015, Juli, dan Agustus cenderung 4 derajat Celcius lebih panas dari Januari dan Februari karena massa tanah yang luas di belahan bumi utara mendinginkan planet ini selama musim dingin utara.

Meteorolog Dr Jeff Masters menulis di blog Weather Underground, Februari adalah luar biasa karena ia lebih panas 1,35 derajat Celcius ketimbang rata-rata jangka panjang, sementara Juli hanya lebih panas 0,75 derajat Celcius dari rata-rata.

“Mungkin, yang bahkan lebih luar biasa adalah bahwa Februari 2015 mengalahkan rekor Februari sebelumnya [yang diatur selama puncak El Nino 1997-98] dengan kenaikan suhu 0,47 derajat Celcius besar,” tulis Dr Jeff bersama dengan rekannya Bob Henson sebagaimana dikutip Solopos.com, dari Detik.

Advertisement

Dr Jeff dan Dr Bob menggambarkan data di bulan Februari sebagai “margin yang luar biasa untuk mengalahkan rekor suhu dunia bulanan,” dan “tonggak yang tak menyenangkan”.

“Hasil ini merupakan kejutan sesungguhnya, namun pengingat lain dari kenaikan jangka panjang dalam suhu global diakibatkan gas rumah kaca yang dihasilkan manusia,” jelas mereka.

Sementara itu, Profesor Stefan Rahmstorf dari Institute Penelitian Dampak Iklim Postdam dan profesor tamu di Universitas New South Wales mengatakan bahwa pemanasan tersebut benar-benar belum pernah terjadi sebelumnya.

Advertisement

“Kita semacam berada dalam darurat iklim sekarang ini,” sebutnya.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif