SOLOPOS.COM - Ilustrasi hujan es. (Antara)

Solopos.com, SURABAYA — Hujan es melanda sejumlah daerah di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir. Apa sebenarnya penyebab hujan es dan mengapa semakin sering melanda Indonesia?

Peneliti senior dari Pusat Penelitian Mitigasi Kebencanaan dan Perubahan Iklim (Puslit MKPI) Institut Teknologi 10 Nopember (ITS) Surabaya Dr. Ir. Amien Widodo M.Si memberikan penjelasan penyebab fenomena alam ini dapat terjadi di Indonesia.

Promosi Tragedi Bintaro 1987, Musibah Memilukan yang Memicu Proyek Rel Ganda 2 Dekade

Amien menerangkan hail atau yang lebih dikenal dengan hujan es oleh masyarakat terjadi karena awan Cumulonimbus (Cb) yang sangat besar dan gelap seperti bentuk jamur.

Baca Juga: Hujan Es Terjang Desa Pucanganom di Madiun Selama 3 Menit, Ini Wujudnya

Awan yang sering muncul dari awal hingga di akhir musim penghujan ini dapat menyebabkan hujan es karena aliran udara ke bawah yang cukup tinggi.

“Dengan didukung suhu permukaan yang rendah, hujan yang akan turun bisa berbentuk butiran es,” jelas dia dalam siaran pers yang diterima Solopos.com, Kamis (24/2/2022).

hujan es
Ilustrasi penyebab hujan es. (Istimewa)

Selain hal tersebut, lanjut Amien, awan Cb juga dapat membawa angin puting beliung yang sangat kencang. Menurutnya, hal ini yang memperburuk akibat dari hujan es yang kerap terjadi belakangan ini di Indonesia.

“Hujan es ini bukan kali pertama terjadi di Indonesia, kondisinya semakin parah karena semakin banyak titik yang mengalami hal ini,” ungkap dosen Departemen Teknik Geofisika ITS ini.

Baca Juga: Ini Tanda-Tanda Akan Turun Hujan Es Seperti di Kemuning Menurut BMKG

Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah menyatakan perubahan iklim telah nyata terjadi di seluruh dunia. Efeknya adalah kondisi di permukaan bumi akan semakin ekstrem jika terus dibiarkan, termasuk terjadinya angin puting beliung bahkan hujan es yang sebelumnya sangat jarang terjadi di Indonesia.

“Hal ini yang perlu mendapat perhatian serius oleh semua orang, karena hujan es termasuk buntut dari perubahan iklim tersebut,” ujarnya.

Mengingat perubahan iklim yang telah terjadi, Amien memaparkan bahwa hujan es sangat berpotensi menjadi bencana alam dari yang sebelumnya hanya fenomena alam biasa.

Amien menambahkan hujan es yang berukuran besar dan lebih padat dapat membawa kerusakan bagi masyarakat seperti pecahnya kaca atau genting rumah.

Peneliti Senior Pusat Penelitian Mitigasi Kebencanaan dan Perubahan Iklim (Puslit MKPI) ITS Amien Widodo
Peneliti Senior Pusat Penelitian Mitigasi Kebencanaan dan Perubahan Iklim (Puslit MKPI) ITS Amien Widodo. (Istimewa)

Baca Juga: Brrr! Hujan Es Sebiji Kelereng Guyur Utara Tugu Jogja

“Namun, angin puting beliung yang datang bersamaan dengan hujan es yang lebih harus diwaspadai karena bersifat lebih merusak,” tandasnya mengingatkan.

Sayangnya, hujan es yang terjadi tidak dapat diprediksi secara pasti akan terjadi kapan dan di mana, sehingga masyarakat tetap harus waspada terlebih saat musim penghujan. Hal ini karena tidak selalu awan Cb membawa angin puting beliung dan menurunkan hujan es.

“Konstruksi harus lebih disiapkan untuk menghadapi hujan es yang disertai dengan angin puting beliung,” pesannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya