SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Cerita mengenai Nabi Sulaiman yang akrab dengan binatang karena bisa memahami bahasa mereka atau film di mana Jim Carey menjadi seseorang yang bisa berbicara dengan hewan nampaknya kini bisa diwujudkan dalam dunia nyata. Pasalnya, saat ini ilmuwan Harvard sedang mengembangkan teknologi pengendali otak hewan yang disebut BBI (Brain-to-Brain Interface).

Dilansir webwib.com pekan lalu, BBI dikembangkan sebuah tim yang dipimpin seorang profesor radiologi bernama Seung-Schik Yoo. Dia  menggunakan teknik yang memungkinkan komunikasi antarotak manusia dengan otak tikus.

Promosi Semarang (Kaline) Banjir, Saat Alam Mulai Bosan Bersahabat

Kata komunikasi mungkin memang agak berlebihan tetapi hasil dari penelitian tersebut sangat mengesankan.  Pada tes itu, manusia sebagai pengendali dapat menggerakan bagian dari tubuh tikus yaitu buntutnya hanya dengan memikirkan hal tersebut.

Menggunakan enam pasang manusia dan tikus, para ilmuwan mengatakan tingkat kesuksesan mencapai 94% dengan jeda selama 1.59 – 1.07 detik yaitu waktu di mana manusia mulai memikirkan menggerakan bagian tubuh tikus hingga waktu di mana tikus kemudian merespons.

BBI menggunakan alat EEG yang disandingkan dengan teknologi FUS ( Focused Ultrasound ). EEG dipakaikan pada subyek manusia untuk melihat monitor yang telah diset pada frekuensi tertentu.

Dengan melihat ke monitor, otak subyek manusia membentuk dan mengirim sinyal “gerakkan ekormu” ke tikus yang sudah diberi obat tidur. Sinyal tersebut diterjemahkan oleh komputer dan dikirim ke otak tikus menggunakan FUS. FUS selanjutnya merangsang kortex penggerak dari tikus dan membuatnya menggerakan ekor.

Pada saat ini sistem tersebut belum dapat mengirimkan perintah lain yang lebih kompleks tetapi para ilmuwan sangat berharap akan ada langkah berikutnya untuk pengembangan sistem transmisi perintah yang lebih kompleks.

Penelitian yang dilakukan ilmuwan Harvard ini bukanlah kali pertamanya dicobakan kepada tikus. Pada awal tahun ini, para peneliti dari Duke University juga telah mengembangkan teknologi antarmuka yang memungkinkan tikus mentransmisikan pikiran mereka dengan tikus yang lainnya. Sistem yang dikembangkan para peneliti Harvard hanya memungkinkan komunikasi satu arah yaitu dari manusia ke tikus dan tidak bisa sebaliknya.

Gol dari teknologi ini adalah terciptanya telepati antarmanusia atau manusia dengan hewan. Walau terus dikembangkan namun pertentangan akan penelitian ini terus berlangsung lantaran potensi penyalahgunaannya yang sangat besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya