Teknologi
Jumat, 15 Oktober 2021 - 19:46 WIB

Ilmuwan Ramal Matahari Mati dan Manusia Bisa Ngungsi ke Jupiter

Newswire  /  Oriza Vilosa  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gambar Bumi dibandingkan dengan Matahari karya Paul Andrew. (Daily Mail)

Solopos.com, JAKARTA –  Matahari diramal bakal mati lima miliar tahun lagi. Matahari dikatakan bakal menjadi raksasa merah kemudian mati mendingin dan redup.

Dilansir Detik.com, Jumat (15/10/2021), pimpinan studi dari University of Tasmania, Australia, Joshua Blackman yang mengatakan tentang hal ini di jurnal Nature.

Advertisement

Baca Juga: Aktor Star Trek Akhirnya Beneran Terbang ke Luar Angkasa

Riset terbaru yang dipublikasikan di jurnal itu mengungkap penelitian tentang planet mirip Jupiter yang tetap eksis mengorbit bintang katai putih yang telah mati. Sistem Tata Surya ini berada di dekat pusat Galaksi Bima Sakti.

Advertisement

Riset terbaru yang dipublikasikan di jurnal itu mengungkap penelitian tentang planet mirip Jupiter yang tetap eksis mengorbit bintang katai putih yang telah mati. Sistem Tata Surya ini berada di dekat pusat Galaksi Bima Sakti.

Hal itu terdeteksi oleh WB Keck Observatory di Hawai. Eksistensi Tata Surya itu diprediksi tetap terjaga meski nanti matahari bakal mati.

Baca Juga: Inilah Deretan Aplikasi Untuk Memprediksi Gerak Hilal

Advertisement

Kenapa demikian, Joshua mengatakan sistem tersebut menjadi analogi Tata Surya kita. “Jupiter dan Saturnus mungkin bertahan pada fase Matahari menjadi raksasa merah, saat ia kehabisan bahan bakar nuklir dan menghancurkan diri,” tambahnya.

Baca Juga: Wow, Alga Bikinan Pemuda Sidowayah Klaten Jadi Makanan Astronaut di Ruang Angkasa Hlo

Saat Matahari menjadi raksasa merah, lanjut Joshua, dimungkinkan Bumi tak bertahan. Tak dapat ditinggal atau bahkan bumi bisa hancur.

Advertisement

Setelah itu, Joshua memprediksi Matahari akan menjadi bintang katai putih yang mati. Sementara dia memprediksi potensi kehancuran Bumi masih menyisakan manusia.

Baca Juga: Masjidil Haram Difoto dari Luar Angkasa Oleh Astronaut Jepang

Manusia disebutnya bisa pindah ke Jupiter atau Saturnus agar tetap bertahan hidup. “Kita tak akan bisa terlalu lama bergantung pada panas Matahari yang hanya berupa katai putih,” kata dia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif