SOLOPOS.COM - iPhone 5 (o2.co.uk)
JAKARTA- Meskipun sempat menimbulkan kehebohan ketika pertama kali dirilis pada 12 September 2012, ternyata hasil penjualan iPhone 5 tidak sesuai harapan dan menyebabkan kerugian hingga jutaan dolar AS. Hal ini memaksa produsen iPhone 5, Apple, untuk membatalkan sejumlah pesanan komponen ponsel pintar itu.
Pada Senin (14/1) tersiar kabar bahwa Apple membatalkan 65 juta unit layar LCD yang dipesan dari Japan Display Incorporated, Sharp Corporated. Tidak hanya layar LCD, beberapa pesanan komponen lainnya pun dibatalkan.
Berita ini ternyata menggoyangkan harga saham Apple hingga titik terendah selama 11 bulan terakhir. Sahamnya merosot hingga 3,57% menjadi US$501,75 pada Senin (14/1). Nilai saham perusahaan yang dulu termasuk perusahaan dengan nilai saham tertinggi itu terus merosot mulai 19 September tahun lalu, tepat seminggu setelah peluncuran iPhone 5.
Investor yang memegang 100 lembar saham perusahaan itu setidaknya merugi sebanyak US$20.000 pada Senin (14/1) ketika bursa ditutup.
Perusahaan gadget yang kini dipimpin Tim Cook ini terus mengalami kemunduran sejak kepergian almarhum Steve Jobs yang telah lama memimpin Apple. Kegagalan dalam aplikasi Maps yang dirilis dalam iPhone 5 serta beberapa isu minor lainnya membuat penjualan ponsel pintar ini tak sesuai ekspektasi.
Belum lagi, masalah hukum terkait hak cipta dengan produsen ponsel pintar lainnya, Samsung, yang membuat Apple menghabiskan banyak uang. Di Eropa, Apple mengalami kekalahan dalam persidangan dan menyebabkan produsen ponsel pintar ini harus minta maaf terhadap Samsung.
Terkait inovasi pun, Apple dikritik banyak pihak karena dinilai mulai tak berkembang selepas kepergian Steve Jobs. Selain itu, rencana Apple untuk memperluas pasar ke produk televisi pun membuat pasar semakin ragu.
Benarkah Apple menuju kehancuran?
