SOLOPOS.COM - Jembatan gantung. (Indonesia.go.id)

Solopos.com, JAKARTA – Jembatan gantung menjadi solusi cepat penghubung antardesa. Infrastruktur kerakyatan ini pun memperlancar mobilitas dan memangkas waktu tempuh.

Jika di Jepang ada Jembatan Akashi Kaikyo, maka di Indonesia ada Jembatan Kali Erok. Selain itu, menurut catatan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), ada juga Jembatan Lembah Purba. Ketiganya tercatat sebagai jembatan gantung yang terpanjang.

Promosi Jaga Jaringan, Telkom Punya Squad Khusus dan Tools Jenius

Memiliki panjang 4 kilometer (km), Jembatan Akashi Kaikyo menghubungkan kota Kobe di Prefektur Hyogo dengan Pulau Awaji, Jepang. Jembatan Akashi mendapat pengakuan dari Guinness World Records sebagai jembatan gantung terpanjang di dunia.

Sementara itu, Jembatan Lembah Purba, merujuk situs resmi Situ Gunung Bridge, mendapat julukan jembatan gantung terpanjang se-Asia Tenggara. Terletak di kawasan wisata Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Sukabumi, jembatan yang memiliki lebar 1,8 meter dan membentang di atas ketinggian 121 meter ini memiliki panjang 535 meter, merupakan objek wisata menarik.  Jembatan ini dibangun dengan konstruksi lebih panjang, lebar, tinggi, dan tentunya aman untuk dilewati.

Adapun Jembatan Kali Erok yang memiliki panjang 300 meter dan dibangun pada 2020 oleh Kementerian PUPR dinilai yang terpanjang. Pada umumnya, jembatan gantung yang dibangun Kementerian PUPR sejak 2015 memiliki panjang  32 meter. Ini merupakan jembatan gantung terpendek.

Di antaranya adalah Jembatan Gantung Slada di Brebes dan Jembatan Gantung Aek Silang di Kabupaten Humbang Hasundutan.

 

Asal Usul Jembatan Gantung

Laman Indonesia go.id Mengutip Kemendikbudristek, jembatan merupakan sebuah sarana dengan struktur tertentu yang dibangun untuk menghubungkan dua atau lebih rentang hambatan fisik seperti sungai, jurang, teluk, lembah, dan jalan sehingga dapat melintas dengan lancar dan aman.

Orang zaman dahulu membuat jembatan hanya menggunakan teknik potong dan coba. Pada perkembangannya, proses pembuatan jembatan tidak hanya mengandalkan kedua teknik tersebut. Proses pembuatan jembatan sudah menggunakan berbagai macam teknik berupa penerapan ilmu pengetahuan sehingga dihasilkan jembatan-jembatan yang kukuh, kuat, dan memiliki unsur keindahan.

Dari sinilah manusia mempunyai ide untuk membangun konstruksi jembatan yang dari waktu ke waktu mengalami perkembangan. Termasuk teknik jembatan gantung atau populer dalam teknik disebut dengan suspension bridge. Inilah jembatan yang menggunakan tumpuan ketegangan kabel ketimbang tumpuan samping.

Jembatan gantung biasanya memiliki kabel utama atau kabel baja dan rantai lain di setiap ujung jembatan. Adalah insinyur asal Skotlandia Thomas Telford, sebagai tokoh utama yang merancang jembatan gantung pertama di dunia. Yakni, Jembatan Menai (Menai Bridge), sebuah jembatan gantung yang membentang di atas Selat Menai, Wales Utara resmi dibuka pada 30 Januari 1826.

Konstruksi jembatan menggunakan menara batu sebagai pilarnya. Jembatan Menai, melansir Britanncia, menghubungkan antara Kota Bangor dan pulau Anglesey yang berjarak 176 meter, Pembangunan Menai Bridge merupakan bagian dari proyek besar pemerintah untuk membangun dataran tinggi Skotlandia di awal abad XIX.

 

Memperlancar mobilitas

Selain menjadi objek wisata, demikian kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan jembatan gantung sebagai salah satu infrastruktur kerakyatan akan memperlancar mobilitas dan memangkas waktu tempuh antar desa yang sebelumnya harus memutar jauh karena terpisah oleh kondisi geografis, seperti lereng, bukit, jurang, ataupun sungai.

“Hadirnya jembatan gantung akan mempermudah dan memperpendek akses warga masyarakat pedesaan menuju sekolah, pasar, tempat kerja, mengurus administrasi ke kantor kelurahan atau kecamatan dan akses silaturahmi antarwarga,” kata Menteri Basuki dikutip dari situs resmi pu.go.id, Jumat (6/10/2023).

Begitu pentingnya keberadaan jembatan gantung, sejak 2015 Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Bina Marga menempatkan infrastruktur kerakyatan ini sebagai program tetap yang tiap tahun dibangun. Hasilnya, sejak 2015 hingga 2021 telah dibangun  410 unit jembatan gantung di seluruh Indonesia.

Total panjang keseluruhan jembatan gantung mencapai 30.171 meter. Jembatan gantung tersebut dibangun dengan bentang terpendek 32 meter dan terpanjang 300 meter. Capaian yang luar biasa, mengingat mana kala dirangkai, total panjang jembatan gantung yang berhasil dibangun PUPR dalam kurun 2015–2021 sepanjang 30 km.

Jembatan gantung, jelas Menteri Basuki, merupakan salah satu wujud kebijakan Presiden untuk membangun infrastruktur daerah pedesaan terutama yang sulit dijangkau sehingga lebih terbuka. Kehadiran jembatan gantung sangat dibutuhkan masyarakat karena kondisi geografi wilayah Indonesia yang memiliki banyak gunung, lembah dan sungai.

Secara fisik, kondisi ini kerap menjadi pemisah antara lokasi tempat tinggal penduduk dengan berbagai fasilitas pelayanan publik seperti sekolah, pasar, dan kantor pemerintahan. Salah satu penerima manfaat pembangunan jembatan gantung itu adalah warga di Kecamatan Bulu, Kabupaten Temanggung. Pada TA 2021, di sana dibangun  Jembatan Gantung Pagergunung sepanjang 60 meter.

Menurut Kepala Desa Pagergunung Sukarman, sebelum jembatan gantung ini dibangun lalu lintas menuju Desa Gandurejo harus melewati lereng Gunung Sumbing sedalam 60 meter.  Sementara akses jalan utama selama ini harus memutar dengan memakan waktu 20–30 menit. “Setelah jembatan ini tersambung, waktu tempuh kedua desa terpangkas menjadi 2-3 menit saja,” ucap Sukarman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya