SOLOPOS.COM - Co-CEO Lazada, Florin Holm (Detik)

Kasus transaksi online yang marak di Lazada membuat salah satu e-commerce Indonesia itu memiliki cara untuk mengantisipasinya.

Solopos.com, JAKARTA — Laporan bobolnya beberapa akun Lazada memberi pembelajaran tersendiri bagi salah satu e-commerce terbesar di Indonesia ini. Tak ingin kasus serupa terjadi, apa strategi Lazada?

Promosi Jaga Jaringan, Telkom Punya Squad Khusus dan Tools Jenius

Seperti diberitakan sebelumnya, beberapa pengguna Lazada mengaku akunnya dibobol. Jutaan rupiah hampir melayang akibat transaksi yang dilakukan lewat pembayaran kartu kredit.

Demi mencegah hal yang sama terulang, Lazada kini menggalakkan yang namanya two step verification atau verifikasi ganda. “Kami sekarang memastikan keamanan transaksi kartu kredit menggunakan two step verification,” ujar co-CEO Lazada, Florian Holm, seperti dikutip dari Detik, Rabu (13/4/2016).

Two step verification mewajibkan pengguna Lazada melewati dua verifikasi ketika bertransaksi menggunakan kartu kredit. Verifikasi pertama adalah melalui email dari Lazada, sedangkan verifikasi kedua dilanjutkan lewat SMS ke nomor nasabah yang terdaftar di bank penerbit kartu kredit. Untuk verifikasi kedua, dilakukan langsung oleh pihak Bank.

Jadi kalau akun email pengguna berhasil dibobol, verifikasi kedua yang lewat SMS seharusnya akan membantu menahan transaksi tak lazim. Sebab nomor telepon nasabah yang dikirimi SMS sejatinya hanya tersimpan di database bank yang sulit diakses.

Holm mengaku sebenarnya Lazada sendiri sudah sejak lama mengusung two step verification untuk transaksi lewat kartu kredit. Namun, tanpa mau membeberkan alasannya, metode keamanan tersebut baru benar-benar digunakan setelah kejadian pembobolan akun-akun pengguna Lazada.

“Kami sebenarnya sudah menggunakan two step verification sejak kali pertama menawarkan pembayaran lewat kartu kredit. Tapi kejadian ini membuat kami lebih hati-hati lagi, tak ada lagi pengecualian untuk apapun,” tambah Holm.

Selain itu Florian Holm memberikan sejumlah tips keamanan berinternet yang terkait dengan keamanan transaksi online. Meski begitu, Holm menjelaskan sebenarnya tips tersebut bukan secara spesifik membahas mengenai bagaimana berbelanja online.

“Ini bukanlah tips mengenai belanja online, tetapi lebih kepada cara pengguna Internet selalu patuh me-log out akun setelah membuka email dan jejaring sosialnya ketika menggunakan komputer publik,” kata Holm, seperti dikutip dari Liputan6.com, Rabu.

Holm menyebutkan bila seseorang tidak patuh me-log out semua akunnya setelah menggunakan komputer publik maka kejadian-kejadian buruk seperti pembobolan akun yang merugikan konsumen secara material bukan hal yang tidak mungkin terjadi.

Bukan hanya pada komputer publik, pengguna Internet juga harus memproteksi perangkat komputer dan selulernya dengan antivirus. Hal itu dimaksudkan agar perangkat terlindungi dari virus atau kejahatan siber yang dilakukan hacker.

Sebab, melalui sebuah phishing software, kini hacker bisa mencuri data dari komputer atau perangkat mobile yang digunakan oleh seseorang. “Bila ada orang yang menanyakan email dan password, jangan berikan dua hal tersebut kepada orang lain. Ini harus diingat dengan baik,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya