SOLOPOS.COM - Peluncuran Satelit Republik Indonesia (Satria-1) dari Cape Canaveral Space Lauch Complex 40 (SLC 40), Florida, Amerika Serikat, Minggu (18/6/2023) waktu setempat. (Bisnis.com)

Solopos.com, JAKARTA-Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berencana menggunakan layanan satelit bumi rendah (low earth orbit/LEO) untuk menyokong internet. Satelit untuk kepentingan pelayanan kesehatan (yankes) ini menggunakan Starlink milik Elon Musk.

Permintaan telah disampaikan tidak lama setelah satelit Satria-1 mengorbit pada 19 Juni 2023. Dikutip dari laman resmi Kemenkes, Senin (7/8/2023) Menteri Kesehatan Budi G. Sadikin bertemu dengan Elon Musk di sela kunjungan kerjanya ke Amerika Serikat pada Jumat (4/8/2023) untuk menjajaki peluang kerja sama dengan Starlink.

Promosi Pemilu 1955 Dianggap Paling Demokratis, Tentara dan Polisi Punya Partai Politik

Budi mengungkapkan hal tersebut dilakukan untuk menyediakan akses internet di Puskesmas yang terletak di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).

Dari 10.000 lebih Puskesmas di seluruh Indonesia, masih ada sekitar 2.200 Puskesmas dan 11.100 Puskesmas Pembantu yang belum memiliki akses internet.

Dengan hadirnya layanan Starlink diharapkan akan tersedia akses internet yang merata, yang menciptakan layanan kesehatan yang setara di seluruh Indonesia, mengingat Starlink merupakan satelit LEO yang dapat menghadirkan internet dengan kekuatan yang stabil dan cepat.

“Dengan adanya akses internet, konsultasi layanan kesehatan dapat dilakukan secara daring. Peningkatan kemampuan tenaga kesehatan lewat pelatihan jarak jauh juga bisa dilakukan,” jelas Budi dikutip dari laman Kementerian Kesehatan, pada Senin (7/8/2023).

Sebagai informasi, jaringan satelit Starlink sudah digunakan untuk fasilitas kesehatan di Filipina, Rwanda, Mozambik, dan Nigeria.

Hal ini tidak terlepas dari status Starlink saat ini selaku satelit pertama dan terbesar di dunia dengan konstelasi menggunakan orbit bumi yang rendah. Hal ini pun dapat menghadirkan internet yang lebih cepat dan mendukung aktivitas secara daring.

Di lain sisi, pemerintah Indonesia baru-baru ini meluncurkan satelit Satria-1 yang juga akan menyasar daerah-daerah 3T.  Kendati demikian, Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) mengakui kehadiran Satria-1 masih belum dapat memangkas kesenjangan digital secara optimal. Bakti bahkan melakukan rasionalisasi dengan memangkas jumlah lokasi yang dilayani dari 150.000 titik menjadi 50.000 titik, untuk meningkatkan kecepatan per lokasi dari 1 Mbps menjadi 3-4 Mbps per lokasi layanan.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul “Kemenkes Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Starlink Elon Musk, Satelit Satria?”

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya