Teknologi
Senin, 21 Februari 2022 - 22:51 WIB

Kenapa Hujan Es Bisa Terjadi di Indonesia, Ini Penjelasannya

Newswire  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi hujan es. (Antara)

Solopos.com, SOLO — Warga Surabaya, Jawa Timur dikejutkan dengan kejadian fenomena hujan es di wilayah mereka, Senin (21/2/2022) bersamaan dengan hujan deras dan angin kencang. Fenomena hujan es sering terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia.

Dari penelusuran Bisnis, disebutkan bahwa hujan es yang ada berukuran sebesar kelereng, sehingga membuat warga panik dan sejumlah atap rumah rusak.

Advertisement

Lalu, bagaimana bisa fenomena hujan es ini terjadi di Indonesia, mengingat bahwa ia umumnya terjadi di daerah yang beriklim sedang?

Baca juga: Cek! Ini Rekomendasi Set Top Box TV Digital Terbaik dan Murah

Dilansir dari laman Teknik Lingkungan Adhi Tama Institute of Technologi (ITATS), beberapa faktor yang menyebabkan hujan es, di antaranya ialah adanya energi potensial di udara, serta kelembaban udara yang cukup tinggi dan udara lembab tersebut berada di bawah udara kering.

Advertisement

Dalam kasus di Indonesia, meski beriklim tropis, nyatanya Indonesia memiliki kelembaban yang cukup tinggi. Sehingga terjadi fenomena alam berupa hujan es.

Di sisi lain, hujan es terjadi akibat munculnya tumpukan awan cumulonimbus yang mana merupakan bagian dari siklus hidrologi–energi panas yang dipancarkan matahari membuat air laut mengalami penguapan, lalu naik ke atmosfer dan membentuk awan.

Baca juga: Ini Tanda-Tanda Akan Turun Hujan Es Seperti di Kemuning Menurut BMKG

Advertisement

Nah, awan cumulonimbus tersebut terbentuk dari awan-awan kecil yang kemudian berkumpul dan berubah menjadi tumpukan awan tebal akibat embusan angin.

Lalu, karena semakin tebal, awan cumulonimbus kemudian akan mencapai lapisan atmosfer yang makin atas dan pada kondisi tertentu ia akan menjadi jenuh.

Selanjutnya, lantaran semakin tinggi posisi awan, maka tekanan dan suhu yang ada pun turut semakin dingin. Kondisi itu lalu membuat butiran es kumulonimbus tidak mencair secara sempurna, sehingga bisa jatuh ke permukaan bumi hingga kemudian disebut sebagai hujan es.  Adapun ukuran es yang biasanya jatuh tersebut, dilansir dari Britannica, berkisar antara 5 mm hingga 15 cm, bahkan lebih.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif