Teknologi
Sabtu, 30 Agustus 2014 - 00:45 WIB

KISAH MISTERI : Manfaatkan GPS, Misteri Batu Berjalan di Bukit Kematian Terungkap

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Batu berjalan di Lembah Kematian terungkap (latimes.com)

Solopos.com, SOLO – Selama bertahun-tahun lamanya peneliti mempertanyakan seberapa dan bagaiman cara batu besar di Death Valley atau Lembah Kematian, Kalifornia, Amerika Serikat (AS) membuat jejak zig-zag. Peneliti akhirnya berhasil mengungkap fenomena tersebut hanya menggunakan alat global positioning system (GPS).

Dua peneliti dari University of California, San Diego, AS berhasil memfoto batu yang yang digerakkan oleh angin ke sebuah tempat bekas danau. Dilansir Mashable, Jumat (29/8/2014), sang peneliti, Richard dan James Norris, mengatakan gerakan tersebut mungkin terjadi ketika lapisan es terbentuk setelah hujan yang melanda daerah tersebut pada malam hari.

Advertisement

Es yang meleleh saat matahari terbit membuat tanah keras berlumpur tersebut menjadi licin. “Gerakan batuan yang diamati terjadi pada saat cuaca panas, tapi setelah malam suhu menjadi dingin dan membekukan beberapa tempat tersebut,”ujar mereka dalam sebuah laporan yang diterbitkan Plos One secara online.

Setelah mendapatkan izin dari National Park Service, peneliti memasang alat pendeteksi cuaca di daerah tersebut disertai dengan menempatkan 15 batu yang telah dilengkapi dengan perangkat GPS di danau kering Playa.

Batu yang telah dilengkapi dengan GPS tersebut berhasil gerakan merekam gerakan dan kecepatan meluncurnya batu yang ditempatkan di ujung selatan Playa tempat di mana mereka meletakkan batu. Tak disangka batu tersebut jatuh menuruni tebing.

Advertisement

“Kami menemukan Playa tertutup es. Kami juga melihat jejak batuan di dekat pecahan es tipis di sepanjang garis pantai,” lanjut Richard.

Batuan tersebut bergerak 1 meter per menit. Pada 20 Desember 2014, dilaporkan setidaknya ada 60 batu yang bergerak mendekati bekas danau kering, Playa. Namun fenomena tersebut jarang terjadi lantaran jarangnya hujan turun di gurun lembah yang terkenal panas dan kering tersebut.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif