Teknologi
Rabu, 9 Februari 2022 - 19:09 WIB

Lagi Ramai, Haji Metaverse Kunjungan ke Kabah Secara Virtual

Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kabah di Mekah, Arab Saudi. (Bisnis.com-Bloomberg\n)

Solopos.com, SOLO – Ibadah haji melalui metaverse, sedang ramai dibicarakan bahkan ada yang menyebutnya haji metaverse. Beragam komentar pun bermunculan, tidak hanya dari luar negeri, Majelis Ulama Indonesia (MUI) pun buka suara.

Kehebohan ini tak lepas dari proyek virtual reality (VR) yang diluncurkan Arab Saudi dengan nama Virtual Black Stone Initiatibe. Program ini memberikan pengalaman menyentuh Hajr Aswad di Kabah secara virtual.

Advertisement

Dengan proyek VR ini, dikutip Bisnis.com, Arab Saudi membawa tempat suci Islam ke dalam metaverse, sehingga umat Islam bisa melihat secara virtual batu yang dihormati secara agama, disebut Hajr Aswad atau Batu Hitam yang berada di Kabah.

Baca juga: Sinkronisasi Data Haji Diharapkan Cukup dengan NIK

Advertisement

Baca juga: Sinkronisasi Data Haji Diharapkan Cukup dengan NIK

Apa yang dilakukan Arab Saudi ini memungkinkan umat Islam di manapun berada bisa memiliki pengalaman menyentuh Hajr Aswad secata virtual sebelum ziarah ke Mekah. Hal ini tentu mengingat untuk dapat menyentuh Hajr Aswad selama ini cukup sulit.

Hanya saja proyek VR Arab Saudi ini kemudian menuai kehebohan. Bahkan Kepresidenan Urusan Agama Turki Diyanet menyatakan bahwa mengunjungi Kabah di metaverse tidak akan dianggap sebagai haji yang sebenarnya oleh umat Islam.

Advertisement

Baca juga: Ini Cara Membuat dan Mencetak Kartu Keluarga Secara Online

Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas menyampaikan pendapatnya, bahwa mengelilingi Kabah di metaverse merupakan hal yang baik. Tetapi tidak dapat disebut sebagai bagian dari ibadah haji karena tidak memenuhi syarat pelaksanaan ibadah haji.

“Kalau ada orang yang akan menyelenggarakan ibadah haji secara virtual via metaverse berarti dia menyelenggarakan ibadah hajinya tidak secara fisik tapi hanya melalui penglihatan saja. Maka hal itu sudah jelas tidak masuk ke dalam kategori sedang melaksanakan ibadah haji,” katanya dikutip dari Antara, Rabu (9/2/2022).

Advertisement

Anwar kemudian mengutip Hadis Nabi Muhammad SAW, “Barang siapa yang menjumpai wukuf di Arafah, maka ia menjumpai haji”. “Ini artinya kalau ada orang yang tidak bisa hadir di Padang Arafah pada waktu yang telah ditentukan oleh syara’ tersebut, maka yang bersangkutan secara syar’iyah tidak bisa diakui telah melaksanakan ibadah haji karena yang bersangkutan tidak bisa hadir di tempat dimaksud pada waktu yang telah ditentukan,” kata Anwar.

 

 

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif