SOLOPOS.COM - Foto tiket taksi di Bandara Husein Sastranegara, Bandung. (Facebook/Ivan Kurniawan)

Seorang netizen membeberkan layanan dan monopoli taksi bandara yang membuatnya terheran.

Solopos.com, SOLO — Seorang netizen mengungkapkan keheranannya terhadap pelayanan taksi di Bandara Internasional Husein Sastranegara, Bandung. Keheranannya dipicu tarif yang di atas rata-rata taksi dan monopoli di kawasan itu.

Promosi Mendamba Ketenangan, Lansia di Indonesia Justru Paling Rentan Tak Bahagia

Keluhan itu muncul di akun Facebook Ivan Kurniawan, Senin (3/7/2017) lalu. Dia mengaku terpaksa memesan taksi bandara karena tidak mungkin mencari taksi lain yang “dilarang” masuk di kawasan itu.

“Sempet saya tanya ke salah satu security bandaranya. ‘Mas kalo saya pesen taksi online uber grab dll bisa ga ya?’. ‘Oh ga bole masuk mas…’ Yahhh… dengan jumlah jinjingan 8 buah, sepertinya tak mungkin digeret jalan keluar, the only option ya itu,” tulisnya.

Saat itu, dia langsung menuju counter pemesanan taksi untuk membeli tiket taksi yang bertuliskan nominal Rp100.000 untuk tujuan Padasuka Atas. Karena menilai tarif itu terlalu mahal, dia sempat berpikir untuk berhenti di tempat lain untuk berganti taksi online, namun urung dilakukan karena tidak praktis.

“Sempet kepikiran untuk stop di tengah (area BIP) trus lanjut lagi pake uber, cuma tarif yg dikasi juga 60 ribu, paling cuma selisih 10-20 ribu ditambah hebohnya naik turun bagasi, oke makasih lanjut tetep taksi bandara saja. Trus di manakah taksinya?” tanyanya.

Dari situlah dia mengungkap keanehan. Sempat mengira taksi akan menjemputnya di lokasi drop off, ternyata dia harus menyeberang untuk menghampiri tempat kumpulan taksi. “Lapor dulu ke petugasnya untuk dikasi antrian dan dicariin sopirnya.” Padahal, dengan barang bawaan yang banyak, dia harus memakai troli yang hanya boleh sampai tempat drop off. “Yowis saya bulak balik nyebrang mindahin barang2nya,” ujarnya.

Meski telah membeli tiket seharga Rp100.000, dia menemukan beberapa awak taksi berseragam yang menawarinya dengan harga lebih mahal. Bahkan, ada yang menawarinya dengan harga Rp150.000. Inilah yang membuatnya heran karena dia telah membeli tiket di counter dalam bandara.

“Laaah katanya taksi bandara dikoordinasi terpusat di counter dalem, knapa pula ini ada tawar menawar kayak calo dari sopir taksi bandaranya langsung? Edan mahal pula bayarnya…Guess what,” ujarnya.

Dalam unggahan itu, dia juga menampilkan tiket taksi bandara yang dibelinya. Lalu, sebagai pembanding, dia menampilkan screenshoot harga taksi berbasis aplikasi online yang harganya jauh lebih murah.

“Kalo saya browse pake service online, dari bandara husein ke rumah di padasuka atas: Uber : 50,500, Grab (Taxi) : 55,200 – 82,800, Go-Car : 55,000 (44,000 with gopay), dan klo pake blue bird pun saya yakin ga akan 100 ribu,” tulisnya.

Menurutnya, harga lebih tinggi sebenarnya tidak menjadi masalah selama untuk pelayanan penumpang yang lebih baik. “Tapi kalo karena sistem nya yg ngaco dan memble karena ga diurus, duh gatel deh…Terlebih mau pake sistem monopoli trus ngelarang2 orang pake service lain, tapi service nya sendiri juga ga dimaksimalkan.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya