SOLOPOS.COM - Pangsa Pasar OS Smartphone (Detik)

OS Android akan semakin meningkat penggunanya tahun depan.

Solopos.com, BANDUNGOperating system (OS) Android bakal menjadi poros utama dalam tren Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) tahun 2016. Berbagai hal mulai dari perangkat konsumer dan korporasi diyakini akan terkait OS si robot hijau.

Promosi Komeng The Phenomenon, Diserbu Jutaan Pemilih Anomali

Chief Lembaga Riset Telematika Sharing Vision Bandung, Dimitri Mahayana, memperkirakan tren TIK 2016 akan bertumpu pada makin kuatnya pengaruh ponsel cerdas terutama yang berbasis OS Android.

Aplikasi Android di Google Play yang saat ini berjumlah 1,5 juta bakal makin menerabas seluruh sendi kehidupan masyarakat Indonesia, sehingga produktivitas diproyeksikan meningkat.

“Android dan smartphone tahun depan akan semakin pervasif. Akar seluruh tren TIK 2016 akan bermula dari sistem operasi Android. Mulai dari chatting, group chatting, baca komik dan cerita silat, nonton film, hingga urusan kantor,” jelasnya, seperti dilansir Detik, Sabtu (26/12/2015).

Situasi ini tidak terelakkan jika mengacu dua hal. Pertama, kecenderungan piranti keras TIK yang digunakan, baik konsumer dan atau korporasi, saat ini adalah ponsel cerdas dibandingkan perangkat lainnya baik itu komputer sabak, jinjing dan personal.

Kedua, ketika perubahan akses terjadi, OS Android juga menjadi pilihan mayoritas masyarakat dunia ketika pangsa pasarnya di kuartal kedua 2012 mencapai 69,3% lalu periode sama 2013 naik 79,8%, kuartal kedua 2014 sebesar 84,8% dan terakhir kuartal kedua 2015 sebesar 82,8%.

Dimitri melanjutkan, perluasan pengaruh Android tersebut akan terjadi dalam ranah 7M, yakni aplikasi mobile communication, mobile marketing & sales, money seperti transaksi perbankan, emoney, dan sejenisnya serta monitoring track & trace.

Selanjutnya, machine to machine Internet of Things (IoT), media, periklanan dan mobile virtual collaborative office. Dari sisi mobile communication, kehadiran aplikasi pesan instan yang kian canggih akan makin menggantikan peran SMS dan percakapan seluler.

“Ini membuat Ovum, lembaga riset TIK global memprediksikan operator telekomunikasi di dunia akan mengalami kerugian pendapatan sebesar US$386 miliar atau lebih dari Rp525 triliun selama 2012-2018 imbas makin meluasnya aplikasi voice dari Skype, Whatsapp, Ldan ine,” kata Dimitri.

Selanjutnya dari aplikasi money, berdasarkan riset Sharing Vision pada perbankan Tanah Air, tercatat 91% dari 23 bank yang diidentifikasi memiliki aplikasi mobile banking menggunakan platform Android.

“Sebanyak 10 bank yang memiliki aplikasi mobile baik di OS BlackBerry, IOS dan Android di tahun 2014, maka awal 2015 meningkat menjadi 23 bank,” ujar pria yang juga Dosen Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB ini.

Tren Aplikasi Berikutnya

Tren berikutnya yakni monitoring, track & trace, yang mana utilisasi aplikasi pemantaun bakal makin ramai ke depan. Saat ini, di Google Store terdapat 300 aplikasi Track & Trace yang dapat diunduh dengan tujuan pemantauan layanan pos, transportasi, olahraga, travel, shopping dan lain-lain.

Sementara terkait machine to machine, atau juga sama dengan Internet of Things (IoT), kondisinya juga bakalan makin semarak. Di seluruh dunia, diperkirakan 6,4 miliar things terhubung akan digunakan di seluruh dunia pada tahun 2016 atau naik 30% dari 2015.

“Untuk ranah aplikasi media & advertising, sebagai contohnya adalah Line memperoleh pendapatan US$335 juta atau Rp4,5 triliun selama 2013, sebagian besar berasal dari penjualan stiker sponsor. Kondisi semacam ini akan makin bertambah skalanya di tahun depan,” imbuh Dimitri.

Selain Line, Viber sudah meluncurkan pasar stiker di bulan November 2014, demikian pula Tango Tango yang bekerja sama dengan Twitter’s MoPub juga meluncurkan pasar stiker Desember 2014 sedangkan Instagram mulai memunculkan foto dari sponsor.

“Terakhir, mobile virtual collaborative office, Android memberikan kemudahan bagi karyawan atau eksekutif yang sibuk. Dengan berbagai aplikasi, setiap karyawan dapat menjalankan aktivitas dari mana saja dan kapan saja, tanpa harus datang dan bingung harus bekerja dimana,” lanjut Dimitri.

Selain aplikasi chatting personal atau grup, sejumlah aplikasi kerja kolaboratif yang menunjang produktivitas karyawan dan perusahaan adalah aplikasi to do list seperti penjadwalan atau task manager, aplikasi project management, aplikasi Goal Tracking, hingga file storage atau berbagi file.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya