SOLOPOS.COM - Seorang warga pemilik panel surya, Agus Nurokhim, membersihkan panel pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di atap rumahnya di Sragi, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu. (Antara/Harviyan Perdana Putra)

Solopos.com, ARIZONA – Peneliti dari Arizona State University (ASU) menemukan cara mendaur ulang panel surya. Temuan ini diharapkan berbagai pihak mampu menciptakan energi surya berkelanjutan.

Dilansir The Verge, Rabu (29/12/2021), penelitian tersebut didukung hibah senilai $485.000 dari Kantor Manukfaktur Lanjutan DOE untuk memvalidasi lebih lanjut gagasan peneliti ASU itu. Penelitian tersebut dinilai penting karena matinya panel surya dalam teknologi energi surya selama ini hanya berakhir di tempat pembuangan sampah dan menjadi bahan yang berbahaya untuk lingkungan.

Promosi Jaga Jaringan, Telkom Punya Squad Khusus dan Tools Jenius

Baca Juga: Segini Pagu Langganan Internet Streaming Lalu Lintas di Kota Solo

Selain itu, pembuangan panel surya sama dengan membiarkan logam dan bahan berharga di dalamnya hilang. “Seiring kami meningkatkan produksi energi bersih, menghasilkan lebih banyak teknologi energi bersih, berpikir tentang daur ulang di akhir masa pakai menjadi semakin penting,” kata wakil direktur Advanced Manufacturing Office di DOE, Diana Bauer.

Penelitian dari ASU itu dipimpin Meng Tao. Dia memperkirakan daur ulang panel surya bisa dijadikan jalan menghadapi kekurangan pasokan seperti logam, perak. Selain itu, pembuatan silikon tingkat surya membutuhkan energi yang sangat besar. Untuk hal itu, daur ulang bisa membuat bahan yang langka sebagai gantinya dalam membuat panel surya baru.

Baca Juga: Dagelan Jawa dalam Ruang Youtube

Tao menyebutkan lazimnya pendaur ulang yang biasanya melepas bingkai alumunium yang menahan panel, melepas kabel tembaga dan merobek panel itu sendiri, bisa menghasilkan hash surya yang dijual sebagai pecahan kaca. Ada tiga produk dari hasl daur ulang, yakni alumunium, tembaga dan kaca yang dihancurkan dan semua bernilai sekitar $3.

Dengan penonaktifan dan biaya transit, lanjut Tao, daur ulang panel bisa dilakukan dengan biaya $25. Proses daur ulang memulihkan lebih banyak logam dan mineral dapat meningkatkan ekonomi secara signifikan.

Baca Juga: Taste the TV, Televisi Jilat yang Dikembangkan Profesor Jepang

Tao dan rekan-rekannya mengusulkan satu proses seperti itu, di mana sel-sel silikon berukuran amplop di dalam panel surya dipisahkan dulu dari lembar polimer dan kaca. Caranya adalah mengikisnya dengan pisau baja panas. Sebuah ramuan kimia telah dikembangkan oleh TG Companies, perusahaan rintisan Tao.

Daur ulang kemudian dilanjutkan dengan proses ekstrasi perak, timah, tembaga dan timbal dari sel serta meninggalkan silikon. Tao mengklaim TG Companies telah mengembangkan teknologi untuk memulihkan 100 persen perak, timah, tembaga, dan timbal dalam sel surya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya