Penjualan smartphone Sony di Indonesia tak terpengaruh meski rupiah terpuruk terhadap dolar.
Solopos.com, JAKARTA— Perlambatan ekonomi yang membuat nilai tukar rupiah terhadap dolar terpuruk dan melemah Rp14.635-14.700/US$ tidak memengaruhi penjualan smartphone asal Jepang, Sony.
Sebagaimana diberitakan Kantor Berita Antara, Rabu (30/9/2015), menurut Head of Marketing Sony Mobile Communications Indonesia, Ika Paramita, penjualan smartphone Xperia tidak ada masalah.
“Untuk penjualan smartphone Sony Xperia kami masih berjualan, dan sejauh ini tidak ada masalah,” kata Ika Paramita, setelah peluncuran Xperia M5 dan Xperia C5 Ultra, di Jakarta.
“Untuk penjualan smartphone Sony Xperia kami masih berjualan, dan sejauh ini tidak ada masalah,” kata Ika Paramita, setelah peluncuran Xperia M5 dan Xperia C5 Ultra, di Jakarta.
Ketidakstabilan kurs rupiah memang salah satu risiko dalam penjualan smartphone di Indonesia. Sony yakin harga bukan satu-satunya orang memilih barang untuk dibeli.
“Dari dulu ketidakstabilan kurs merupakan salah satu risiko bisnis dan kami berusaha untuk mengatur bisnisnya, tapi kami yakin harga bukan satu-satunya yang akan menyebabkan orang-orang memilih suatu produk,” sambung dia
“Kami akan mengatur semua dengan melihat satu-satu produk, tapi untuk saat ini kami tetap bertahan dengan harga yang disebutkan ketika peluncuran,” ujar Ika.
Meski demikian, dia yakin konsumen akan tetap memilih Sony dan penjualan smartphone Xperia akan tetap tumbuh di Indonesia. “Saat kami melakukan perencanaan bisnis kami yakin tetap bisa tumbuh di Indonesia. Kami yakin dengan Xperia ini konsumen akan tetap memilih Sony karena kami mempunyai pasar yang berbeda, mid dan high,” tambah dia.
Untuk strategi penjualan smartphone, Ika mengatakan Sony menawarkan perangkatnya secara offline dan online. Dikutip dari Okezone, Kamis (1/102015), di tengah gempuran ponsel Tongkok yang menawarkan harga miring dengan spesifikasi mumpuni, Sony mengaku tak takut akan hal tersebut meski harga smartphone Sony memiliki nilai di atas rata-rata.
Ika Paramita mengatakan, ponsel pabrikan Tiongkok memang menawarkan harga terjangkau dengan spesifikasi bagus. Namun, ponsel pabrikan Tiongkok tidak memiliki konten yang dimiliki oleh produsen lainnya.
Sebagai contoh, konten Sony Music Jive yang memiliki perpustakaan musik besar, yakni lebih dari 1,5 juta lagu dari artis terkemuka di dunia dan artis lokal Indonesia.
Sony Music Jive sendiri bekerja sama dengan Sony Music Internasional dan beberapa perusahaan rekaman Indonesia. Selain menang dalam hal konten, Sony juga tampaknya tertolong di bidang hardware, hal ini dikarenakan terdapat beberapa produsen Tiongkok yang membeli komponen dari Sony.