Teknologi
Selasa, 22 Desember 2015 - 08:15 WIB

PERUSAHAAN TEKNOLOGI : 6 Perusahaan Besar Ini Bisa Bangkit dari Kebangkrutan

Redaksi Solopos.com  /  Haryo Prabancono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Apple Inc (wadsam.com)

Perusahaan teknologi seperti Apple dan Tesla pernah nyaris bangkrut tapi kini masih bertahan.

Solopos.com, SOLO — Beberapa perusahaan teknologi sempat mengalami mati suri, namun kini tetap bertahan dan terus berkembang. Dari beberapa perusahaan tersebut, satu di antaranya adalah Apple yang didirkan oleh Steve Jobs.

Advertisement

Lalu selain Apple beberapa perusahaan teknologi lain juga bisa bangkit dari keterpurukan saat awal berdiri sehingga menjadi besar seperti saat ini.

Apple

Advertisement

Apple

Seperti dikutip dari Businessinsider, Senin (21/12/2015), pendiri Apple, Steve Jobs, telah dipecat dari perusahaan pada 1985. Setelah 12 tahun, Apple mengalami kerugian yang mengarahkan perusahaan menuju kebangkrutan.

Apple akhirnya mempekerjakan kembali Jobs pada 1997. Lalu, dia mengatur sebuah kemitraan dengan Microsoft untuk investasi sebesar US$150 juta atau Rp2 triliun. Setahun kemudian, perusahaan memperkenalkan Imac dan untuk kali pertama sejak 1995, perusahaan asal Cupertino itu mendapatkan kembali keuntungan.

Advertisement

Tesla dan SpaceX sempat mengalami defisit ekonomi pada 2008. Pendirinya, Elon Musk mengatakan dirinya bisa memilih antara SpaceX atau Tesla, memberikan pendanaan untuk membuat salah satunya tetap dapat bertahan.

Musk kemudian mengajukan kontrak dengan NASA sebagai harapan terakhir dan kontrak tersebut berjalan lancar. Dana sebesar US$1,6 miliar atau Rp21 triliun dari kontrak tersebut menjaga SpaceX untuk tetap bertahan dalam bidang antariksa.

Tesla

Advertisement

Pada saat SpaceX, perusahaan yang sama-sama didirikan Elon Musk mengalami keterpurukan ekonomi, Tesla juga mengeluarkan biaya sebesar US$4 juta atau Rp54 miliar dalam satu bulan. Agar perusahaan mobil miliknya tetap eksis, Musk mengambil pinjaman dari SpaceX. Lalu, Musk mencari investor yang tertarik denganTesla, sehingga dana terkumpul sebesar US$20 juta atau Rp274 miliar untuk keberlangsungan perusahaan.

Blogger

Evan Williams adalah sosok di balik berdirinya website Blogger pada 2000. Pada saat terbentuknya Blogger, website tersebut konon tidak memiliki model bisnis. Setahun kemudian, William menemukan perusahaannya mulai kehabisan dana dan terjadi pemutusan hubungan kerja pada seluruh karyawan.

Advertisement

William mencoba menemukan cara untuk tetap membuat Blogger bertahan. Pada 2002, Google membeli situs tersebut dengan harga US$50 juta atau Rp686 miliar. 13 Tahun kemudian, Blogger tampak semakin sehat dan digunakan oleh banyak orang di seluruh dunia.

Evernote

Aplikasi Evernote saat ini dapat diunduh melalui platform mobile seperti Android dan IOS. Sebelum aplikasi tersebut sukses beredar di mobile, pendiri Evernote, Phil Libin, sempat memecat semua karyawan dan menutup Evernote pada 2008.

Dikisahkan Libin mendapatkan email yang masuk ke inboks pribadinya sebelum ia tidur. Isi email tersebut merupakan penawaran investasi sebesar US$500 juta atau Rp6,86 triliun untuk Evernote. Tawaran tersebut kemudian diterima dan Evernote mulai tumbuh kembali. Evernote saat ini ditaksir memiliki nilai perusahaan sebesar US$1 miliar atau Rp13,7 triliun.

IBM

Pada awal 1990-an, IBM mengalami kejatuhan dan IBM berencana untuk memecah perusahaan ke dalam beberapa unit operasi yang lebih kecil. Untuk mengembalikan kejayaan perusahaan, ditunjuk Lou Gerstner pada 1993.

Setelah pemecatan karyawan besar-besaran dan mendapatkan uang dari menjual aset, Gerstner mencegah terjadinya kehancuran pada perusahaan. Ia menggabungkan unit operasi di bawah satu bendera IBM dan menjaga perusahaan tetap bertahan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif