Teknologi
Kamis, 25 November 2021 - 01:10 WIB

Pesawat Luar Angkasa NASA Jadi Tameng Bumi dari Asteroid

Newswire  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - NASA kirim pesawat luar angkasa DART menggunakan roket Falcon 9. (Liputan6.com/NASA).

Solopos.com, JAKARTA — Demi melindungi Bumi dari asteroid, NASA bakal meluncurkan pesawat luar angkasa pada 2022. Tujuan pesawat ini adalah menghancurkan diri ketika menabrak sebuah asteroid.

Dengan begitu pesawat ini bakal jadi tameng Bumi dalam menghadapi asteroid-asteroid yang melintas dekat Bumi.

Advertisement

Mengutip The Verge, Rabu (24/11/2021), misi ini bernama DART atau Double Asteroid Redirect Mission.

Baca juga: Drone Bramor PPX Bantu Pemetaan Tol Cisumdawu

Advertisement

Baca juga: Drone Bramor PPX Bantu Pemetaan Tol Cisumdawu

Pesawat berusaha mengarahkan asteroid di luar angkasa. Idenya sederhana, yakni menabrak objek asing yang bergerak dengan kecepatan sekitar 15.000 mil per jam. Mentransfer momentumnya ke asteroid.

Tabrakan ini dinilai akan mampu membelokkan asteroid dari jalur aslinya. Disampaikan, penargetan DART tidak menimbulkan ancaman apa pun terhadap Bumi.

Advertisement

Baca juga: Instagram Akan Hapus Data Pribadi yang Disebar di Add Yours

Teknik semacam ini belum dipertimbangkan 30 tahun lalu, namun dengan kemajuan teknologi, hal tersebut jadi pilihan dalam menyelamatkan Bumi dari tabrakan asteroid.

“Kami memiliki kemampuan, dengan teknologi saat ini, setidaknya bisa membuat bencana asteroid dapat dicegah,” kata Tim Statler, Ilmuwan Program DART NASA dikutip dari Liputan6.com.

Advertisement

NASA percaya, hanya 40 persen dari asteroid yang melintas dekat Bumi yang besarnya lebih dari 140 meter. Asteroid-asteroid ini berpotensi menghancurkan Bumi jika terjadi tabrakan.

Baca juga:

Sebelumnya pada 2013, sebuah meteor seukuran rumah meledak di atas langit Chelyabinsk, Rusia, tanpa peringatan. Ledakan ini setara dengan ledakan yang diakibatkan oleh 400.000 ton TNT dan melukai lebih dari 1.600 orang.

Advertisement

Meteor Chelyabinsk diperkirakan hanya berukuran 180 meter atau 60 kaki dan menimbulkan kerusakan besar. Itu sebabnya, NASA ingin menemukan asteroid yang lebarnya antara 140-150 meter.

“Jika dampak [tabrakan] terjadi di daerah berpenduduk atau pusat teknologi, hal itu bisa sangat parah, bahkan bisa memiliki efek di seluruh dunia,” katanya.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif