Teknologi
Rabu, 1 Februari 2023 - 12:30 WIB

PHK Startup Diprediksi Masih akan Terjadi

Newswire  /  Akhmad Ludiyanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi PHK massal (Freepik).

Solopos.com, JAKARTA-Fenomena badai pemutusan hubungan kerja (PHK) oleh perusahaan rintisan (startup) masih berpotensi terjadi pada 2023. Sejumlah asosia di bidang digital menilai penyebabnya adalah kondisi global belum sepenuhnya membaik.

Ketua Umum Asosiasi Fintech Pendanaan bersama Indonesia (AFPI), Adrian Gunadi mengatakan faktor utamanya adalah risiko inflasi maupun resesi global yang mungkin dapat terjadi tahun ini.

Advertisement

“Inflasi dan bayang-bayang resesi global yang diprediksi akan menghantam 2023 ini sangat memungkinkan menjadi alasan perusahaan startup mengambil ancang-ancang sehingga melakukan efisiensi,” Kata Adrian, seperti dikutip Solopos.com dari Antara, Rabu (1/2/2023).

Mantan Vice Chairman Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) ini menjelaskan bahkan perusahaan raksasa seperti Amazon pun perlu melakukan efisiensi dengan cara PHK untuk menjaga profit dan keseimbangan perusahaan.

Advertisement

Mantan Vice Chairman Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) ini menjelaskan bahkan perusahaan raksasa seperti Amazon pun perlu melakukan efisiensi dengan cara PHK untuk menjaga profit dan keseimbangan perusahaan.

Oleh karena itu, Adrian Gunadi menyarankan agar para pekerja startup untuk meningkatkan kompetensi dan keahlian agar mampu dipertahankan perusahaan.

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Startup Teknologi Indonesia (Atsindo), Handito Joewono mengatakan efisiensi ini sejatinya sudah direncanakan bertahun-tahun sebelumnya, tetapi tidak dilakukan karena berbagai alasan, termasuk pandemi Covid-19.

Advertisement

Ekspektasi perusahaan startup digital yang terlalu besar beberapa tahun belakangan telah membuat banyak platform melakukan ekspansi dan merekrut lebih banyak pekerja. Namun pada kenyataannya permintaan pasar yang tidak sesuai harapan membuat perusahaan merugi.

“Salah satu contohnya Metaverse, respons pasar pada saat itu sangat baik, banyak yang memuji, namun meski begitu pada kenyataannya sedikit sekali pasar yang mau membeli, padahal mereka sudah terlanjur melakukan ekspansi besar-besaran,” ujar Handito.

Solusi

Meski begitu, menurut Handito, bukan berarti industri teknologi digital semakin hari kian menurun, karena hal ini siklus yang wajar terjadi dalam bisnis.

Advertisement

Handito pun memberikan solusi kepada pekerja di bidang teknologi untuk banting setir merintis bisnis sendiri di bidang digital, dengan salah satu bidang yang berprospek baik adalah ekspor digital.

Sebelumnya perusahaan startup seperti Shopee, SiCepat, Sayurbox, Ruangguru, Sirclo, Ula, hingga Carousell melakukan PHK terhadap ratusan karyawan. Termasuk grup JD.ID yang segera menghentikan kegiatan operasional di Indonesia.

Beberapa perusahaan digital raksasa dunia turut melakukan PHK massal, di antaranya Google (12.000 pekerja), Amazon (10.000 pekerja), Meta (11.000 pekerja), hingga Microsoft (1.000 pekerja).

Advertisement

Advertisement
Kata Kunci : Phk Efisiensi Startup
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif