SOLOPOS.COM - Menkominfo-Sergey Brin (Detik)

Project Loon Google adalah proyek di depan mata. Kedatangan Bos Google memiliki sejumlah pesan penting.

Solopos.com, JAKARTA — Pekan keempat di pengujung 2015 ini, Indonesia kedatangan tamu penting di dunia ICT. Dia adalah orang kaya 30 besar dunia sekaligus pendiri raksasa Internet Google, Sergey Brin.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Pria 42 tahun bernama lengkap Sergey Mikhailovich Brin ini masih melakukan aktivitas bisnis di tengah-tengah liburannya di Raja Ampat, Papua Barat. Brin menyempatkan bertemu dengan dua pejabat negeri ini, Menteri Pariwisata Arief Yahya dan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara.

Ketika bertemu dengan Arief Yahya, Brin pun menawarkan fitur Google Underwater Street View untuk mengembangkan sektor pariwisata Indonesia. Sementara itu, pertemuannya dengan Menkominfo Rudiantara tentu bisa ditebak pembicaraan kedua orang tersebut: pengembangan digital dengan segala pernak-perniknya.

Berikut poin-poin penting kedatangan Sergey Brin ke Indonesia:


1. Keseriusan Bos Google

Bila dilihat rentang waktu yang hanya dua bulan sejak pertemuan pertama, bisa dikatakan Brin cukup serius melihat potensi Indonesia. Pertemuan antara pengampu ICT Indonesia, Rudiantara dan Brin merupakan temu muka yang kedua setelah yang pertama di markas Google X—fasilitas R&D Google dan anak usaha Alphabet (Grup Google)—di Mountain View, Kalifornia.

Cukup menarik bila berbicara soal pria kelahiran Moskow ini. Ketika itu, akhir Oktober 2015, di tengah-tengah kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Amerika Serikat, sejumlah eksekutif puncak ICT Indonesia juga ikut menyertai kunjungan kenegaraan presiden ke Negeri Paman Sam itu, salah satunya mengunjungi markas besar Google.

Nah, Brin inilah yang menemui eksekutif ICT Indonesia—Ririek Adriansyah (Telkomsel), Alexander Rusli (Indosat Ooredoo), dan Dian Siswarini (XL Axiata). Bila bos-bos ICT Indonesia berpakaian rapi, baik dengan setelan jas maupun berpakaian batik khas Indonesia, Sergey Brin menyambut mereka hanya dengan menggunakan celana pendek dan sepatu sport untuk jogging.

Tak pelak, foto Brin dengan gaya santai dan sejumlah CEO operator seluler Indonesia yang bersikap formal menghiasi sejumlah media negeri ini. Foto itu juga tentunya juga memunculkan beragam komentar dan makna. Ketika itu, operator seluler Indonesia dan Google mencapai kesepakatan melakukan kerja sama Project Loon Google di Indonesia.

2. Loon Google

2. Loon Google

Apa itu Project Loon yang diinisiasi Google? Perusahaan teknologi raksasa asal Amerika itu memiliki rencana menerbangkan balon Internet di atas udara Indonesia dengan tujuan membuka akses Internet terutama di daerah rural yang belum mendapatkan akses Internet.

Persis dua bulan setelah pertemuan pertama, Brin kali ini melakukan kunjungan balasan. Ada sejumlah agenda yang dibawa pendiri Google itu di Indonesia.

Setelah bertemu Rudiantara di Kantor Kemkominfo, Senin (28/12), Brin pun mengungkapkan keluhannya bahwa Google belum mendapatkan kepastian alokasi frekuensi 900 MHz seperti yang dijanjikan ketika pertama kali bertemu di Mountain View, Kalifornia akhir Oktober.

“Sampai saat ini, kami masih persiapan frekuensi. Kami masih menunggu alokasi frekuensi dari operator. Kemungkinan besar, awal Januari 2016 kami baru mulai membahas teknis project ini,” tuturnya.

3. Frekuensi Loon Google

3. Frekuensi Loon Google

Berkaitan dengan keluhan frekuensi itu, Dirut Telkomsel Ririek Adriansyah menjawab bahwa operator itu masih melakukan evaluasi berkaitan dengan proyek itu. “Itu masih kami evaluasi. “

CEO Indosat Ooredoo, Alexander Rusli, menambahkan balon Google nantinya tetap menggunakan frekuensi 900 MHz sesuai dengan yang disepakati oleh operator. “Google Loon nantinya beroperasi di daerah yang tidak banyak penduduknya dulu.”

Berbeda dengan dua CEO operator seluler, Sergey menjelaskan Google Loon akan disebar ke seluruh wilayah udara di Indonesia. Namun Google Loon diakuinya tidak hanya akan berada di atas wilayah daratan Indonesia, tetapi juga akan disebar di atas wilayah laut Indonesia. “Nanti akan ada banyak balon udara tersebar di Indonesia,” katanya.

Selain itu, Sergey juga mengungkapkan pihaknya akan melakukan edukasi terlebih dahulu kepada masyarakat di seluruh Indonesia terkait Project Google Loon tersebut, agar tidak ada masyarakat yang terkejut ketika Project Google Loon tersebut dimulai pada awal 2016.

“Nanti kita akan memberikan edukasi kepada masyarakat Indonesia terkait Google Loon ini,” tukasnya.

4. Awal Januari 2016

4. Awal Januari 2016

Berkaitan dengan itu, Menkominfo Rudiantara mengemukakan pihaknya juga telah melakukan diskusi dengan Sergey untuk membahas soal Project Google Loon yang akan dimulai pada awal Januari 2016.

Rudiantara optimistis Project Google Loon tersebut akan berjalan dengan baik. “Tadi kami sudah membahas soal itu. Nanti awal Januari 2016 dimulainya.”



Bagaimana bentuk kerja sama itu, dan apakah Google bisa membantu negeri ini untuk lebih melek lagi soal akses Internet, kita tunggu saja realisasinya di 2016.

Kembali ke halaman awal

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya