SOLOPOS.COM - Tangkapan layar logo Friendster.

Solopos.com, JAKARTA – Jejaring atau media sosial yang pernah berjaya di era 2000-an, Friendster bakal kembali lagi. Berikut ini sejarah singkat media sosial yang sangat digandrungi masyarakat kala itu.

Media sosial legendaris ini dapat dibilang sebagai pelopor situs jejaring sosial yang digandrungi oleh masyarakat. Friendster hadir pada tahun 2000-an, bahkan sebelum Facebook hadir dan berkembang pesat seperti sekarang ini.

Promosi Selamat Datang di Liga 1, Liga Seluruh Indonesia!

Situs Friendster dapat diakses di https://friendster.com/. Pengguna dapat mendaftarkan diri melalui alamat email, sebelum peluncuran resminya.

Diketahui, Friendster dibuat oleh seorang programmer asal Kanada bernama Jonathan Abram pada Maret 2002. Pada mulanya, ia dan beberapa temannya menjalankan situs ini secara sembunyi-sembunyi. Hingga dalam beberapa pekan, ratusan pengguna terhubung dengan Friendster. Satu tahun kemudian, Friendster pun mengalami peningkatan pengguna. Google dan VC mulai tertarik dengan Friendster hingga akhirnya menawari Jonathan untuk duduk di kursi CEO.

Namun tak lama, VC menggantikan posisi Jonathan dan memilih Tim Koogle yang dulu menjadi presiden dan CEO Yahoo. Namun berkat Tim, Friendster menjadi media sosial paling digemari masyarakat dunia. Pada eranya, Friendster digunakan oleh setidaknya 10 juta pengguna. Cara menggunakan Friendster pun terbilang mudah dan tidak ribet. Untuk berkomunikasi, pengguna bisa saling ‘add’.

Friendster juga menawarkan berbagi informasi tentang hal-hal baru seputar acara terbaru, profil band musik, hingga hal-hal informatif sesuai dengan hobi.

Hal ini kemudian mulai diadopsi oleh Facebook, yang menjadi pesaing utama Friendster. Hingga akhirnya Friendster pun mengalami penurunan kualitas dan kalah saing. Mark Zuckerberg yang datang dengan Facebook mulai memberikan fitur-fitur yang lebih menarik dari Friendster. Tak hanya Facebook, Friendster juga digeser oleh kehadiran MySpace yang saat itu muncul era akun bot atau akun palsu.

Berbeda dengan Friendster, MySpace memperbolehkan penggunanya untuk menggunakan nama dan foto palsu. Bahkan pengguna di bawah 16 tahun boleh mengakses MySpace. Perubahan dan fitur baru yang ada di Facebook dan MySpace sempat disadari oleh Jonathan dan mengusulkan agar Friendster melakukan hal yang sama.

Sayangnya saat itu Friendster tidak melakukan perbaikan-perbaikan, tapi malah menambah fungsi baru yang menarik kemitraan iklan.

Akhirnya, perusahaan itu menjual kepemilikan saham mereka hingga diakuisisi oleh Facebook. Namun pada 2009, MOL Global, perusahaan asal Malaysia, mengakuisisi  Friendster dengan nominal sebesar USD40 juta. Mol Global mengubahnya menjadi social gaming.

Mengutip TechCrunch,MOL Global pada saat itu mengatakan bahwa Friendster akan diubah posisinya menjadi situs tujuan hiburan sosial di mana orang dapat mampir untuk bermain game dan menikmati musik.

Hal itu akan memanfaatkan Facebook Connect. Friendster pada 2011 kemudian meluncurkan kembali portal permainan sosial lainnya, dengan didukung oleh Facebook Connect. Pengguna pun dapat memainkan sejumlah permainan kasual (sekitar 20) dan mengundang kontak Facebook, Gmail, Hotmail, AOL atau Yahoo untuk bermain bersama. Friendster juga menawarkan API untuk membantu pengembang menyebarkan game di jaringan. Hingga akhirnya pada 2015 Friendster tutup total karena gagal mempertahankan keuntungan perusahaan.

 

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul “Sejarah Lahirnya Friendster, Media Sosial Legendaris Tahun 2000-an”

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya