Teknologi
Selasa, 24 November 2015 - 13:10 WIB

SIAPAKAH LUCY SI AUSTRALOPITHECUS? : Pentingnya Penemuan Lucy Bagi Ilmuwan

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Google Doodle Siapakah Lucy si Australopithecus. (Istimewa/Google.com)

Siapakah Lucy si Australopithecus? menjadi tema Google Doodle hari ini.

Solopos.com, SOLO – Ada yang menarik di laman depan Google hari ini, Selasa (24/11/2015). Raksasa mesin pencari ini merilis pertanyaan sederhana; “Siapakah lucy si Australopithecus?”

Advertisement

Dilansir laman BBC, Mei 2015 lalu, spesies baru dari manusia purba telah ditemukan di wilayah Afar, Ethiopia. Dari hasil penelitian, spesies baru ini hidup 3,3 juta dan 3,5 juta tahun lalu.

Sedangkan menurut informasi yang dilansir Mirror, Lucy merupakan “nenek moyang” manusia dan termasuk ke dalam keluarga hominid atau kera besar. Para arkeolog juga meyakini bahwa Lucy menjadi salah satu keturunan suku hominin dari homo (manusia) dan pan (simpanse).

Fosil Lucy ditemukan pada 1974 silam di wilayah Afar, Ethiopia, oleh Donald Carl Johanson, paleoanthropologist asal Amerika Serikat. Dari hasil penelitian yang dilakukan Johanson, spesies Lucy hidup sekitar 3,5 juta tahun lalu.

Advertisement

Peneliti menemukan fosil Lucy dengan kondisi 40 persen dari kerangka lengkapnya, sebagian fosilnya sudah hancur.

Tak lama setelah digali, jelaslah Lucy adalah salah satu fosil yang paling penting yang pernah ditemukan. Ketika para peneliti merillis bahwa Lucy Australopithecus merupakan spesies Hominid (kera besar) yang sebelumnya tidak diketahui.

Donald menjelaskan terdapat tiga fakta menarik berdasarkan apa yang telah ia pelajari dari spesies Australopithecus afarensis ini. Pertama, berbeda dengan spesies kera lainnya, spesies ini memiliki kemampuan berjalan tegak, sama seperti manusia.

Advertisement

Selain itu, Donald mengungkapkan bahwa sampai saat ini belum diketahui bagaimana spesies tersebut bisa punah. “Belum ada bukti otentik yang menunjukkan bagaimana mereka bisa mati,” tuturnya.

Terakhir, meski bisa berjalan seperti manusia, spesies ini rupanya memiliki ukuran jauh lebih kecil daripada manusia. Tinggi badannya sekitar 1,1 meter dan beratnya hanya terpatok sekitar 29.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif