Teknologi
Sabtu, 12 September 2015 - 19:00 WIB

SMARTPHONE PALSU : Mengenal Ponsel Palsu, Replika dan Supercopy

Redaksi Solopos.com  /  Haryo Prabancono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ponsel Palsu Xiaomi Mi4 (Okezone-Blog Resmi Prasetyo)

Smartphone palsu mulai marak di Indonesia. Ada beberapa perbedaan ponsel palus, replika, supercopy, dan KW1.

Solopos.com, JAKARTA — Beberapa waktu lalu, blogger asal Surabaya, Prasetyo Herfianto, mengaku membeli  smartphone palsu buatan vendor asal Tiongkok, Xiaomi. Menurutnya, smartphone Xiaomi Mi4 yang dibeli itu sangat mirip dengan yang asli dari segi desain dan material pembentuknya.

Advertisement

Kejadian yang dialami Prasetyo adalah satu dari sekian banyak orang yang mengalami hal serupa. Agar tidak terjebak dengan ulah oknum yang tidak bertanggung jawab menjual smartphone palsu, pembeli perlu mengenal serta mengetahui lebih dalam mengenai ponsel-ponsel yang disebut dengan replika, palsu, atau barang KW tersebut.

Berdasarkan informasi yang dirangkum dari berbagai sumber, smartphone palsu atau replika sering disebut sebagai produk High Detailed Copy (HDC). HDC merupakan produsen yang memproduksi ponsel jenis replika.

Smartphone palsu atau replika buatan HDC diklaim memiliki tingkat kemiripan hingga 99 persen dengan aslinya, baik dalam bentuk fisik dan tampilan menu. Nah, ponsel ponsel jenis HDC inilah yang banyak beredar di Indonesia.

Advertisement

Founder Gadtorade Community, Lucky Sebastian, mengatakan HDC sebenarnya adalah pembuat replikasi, bukan smartphone palsu, karena mereka membuat bentuk dan desain yang sama tetapi dengan merek yang berbeda.

Meski demikian, bisa juga hal itu dianggap melanggar, sebab meniru desain produk yang sudah ada. HDC juga memasarkan produknya dengan brand HDC. Lengkap disertai dengan tipe serta nama produk atau brand ternama yang menjadi tiruannya. Hanya saja nama depanya ditambahkan dengan embel-embel HDC.

Dalam hal penyebutan smartphone palsu atau replika, menurut Lucky, tampaknya tidak ada perbedaan maksud. Ponsel replika kerap juga disebut dengan supercopy, palsu, atau produk KW1, tiruan, dan lainnya. “Intinya adalah semuanya palsu,” ujar Lucky, dikutip dari Okezone, Sabtu (12/9/2015).

Advertisement

Hanya saja dalam beberapa kasus, ponsel-ponsel tersebut agaknya memang memiliki tingkatan tersendiri, dimulai dari segi desain, hingga tingkat material dari ponsel tersebut. Dalam kasus Prasetyo, dia menyebut smartpone palsu Mi4 yang dibeli memiliki grade A+++, sebab desainnya sangat bagus dan mirip dengan aslinya.

Sebenarnya cara membedakan smartphone palsu itu cukup mudah, pertama pengguna memang harus mengenal dulu smartphone aslinya. Namun, apabila tidak pernah melihat barang asli, hal pertama dilakukan sebelum membeli adalah melakukan factory reset atau menjalankan aplikasi pembaca keaslian smartphone.

“Beberapa brand yang smartphone-nya kerap dipalsukan, biasa memiliki tools khusus dari website mereka, untuk mengecek keaslian smartphone yang mereka jual,” pungkas Lucky.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif