Teknologi
Rabu, 15 Juli 2020 - 00:25 WIB

Solusi Era New Normal, CCTV Sebaiknya Pakai Sensor Panas

Newswire  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kamera closed circuit television (CCTV),(JIBI/Solopos/Antara/Aditya Pradana Putra)

Solopos.com, JAKARTA - Perangkat kamera pengawas CCTV dengan deteksi atau sensor panas dan wajah sepertinya harus diaplikasikan di sejumlah obyek vital dan sektor komersial. Di kondisi new normal, CCTV jenis ini akan menjadi perangkat yang penting.

9 Kontak Bakul Tahu Kupat Timur RS Kasih Ibu Positif Covid-19, Hanya 2 Yang Asli Solo

Advertisement

"Kerja sama teknologi dengan memadukan Internet, kecerdasan buatan, dan mesin belajar bisa menjadi fondasi di tengah pandemi," kata Presiden Direktur Lintasarta, Arya Damar. Hal ini disampaikan dalam web seminar bertajuk "Industry 4.0 Technologies and Their Applications in Fighting Covid-19” di Jakarta, Selasa (14/7/2020).

Arya menambahkan, perubahan perilaku masyarakat semakin nyata didorong oleh fenomena Covid-19 sehingga mendorong sektor komersial berlomba-lomba mempercepat proses digitalitasi.

"Pelaku usaha perlu segera mengimplementasikan strategi dan teknologi agar mampu mengikuti perkembangan tren yang terjadi dalam menghadapi wabah Covid-19," ujar dia.

Advertisement

Covid-19 Solo Masih Zona Oranye, Wali Kota Rudy Sebut Hitam Untuk Shock Therapy

CCTV dengan Sensor Panas

Pelaku usaha, jelas Arya, tinggal menyiapkan teknologi berbasis internet dan komunikasi (ICT). Ini untuk membantu meringankan industri khususnya dalam menjaga rantai pasok agar bisnis tetap stabil di tengah fase normal baru. Perangkat CCTV dengan deteksi panas dan wajah bisa digunakan sebagai sebagai alat memantau kesehatan karyawan yang bekerja di kantor maupun di lapangan.

"Teknologi ini mampu memberikan peringatan kepada petugas apabila terjadi perubahan suhu badan seseorang. Termasuk mendeteksi karyawan yang tidak menggunakan masker. Sekaligus memonitor kehadiran karyawan," ungkap Arya.

Advertisement

Perangkat ini juga cocok ditempatkan di pasar-pasar yang selama ini kerap dituding sebagai penyumbang klaster baru Covid-19. Petugas dengan mudah mengetahui siapa saja yang melanggar untuk kemudian segera melakukan tindakan.

Kisah Misteri di UNS Solo: Mahasiswi FEB Sering Kesurupan

Arya juga menyampaikan dengan menggunakan teknologi awan, industri tidak perlu lagi membeli perangkat baru sehingga jauh lebih efisien karena tidak ada lagi biaya operasi dan pemeliharaan.

"Teknologi ICT memungkinkan perusahaan melewati masa sulit akibat pandemi sehingga pada akhirnya akan mampu memulihkan ekonomi Indonesia," kata Arya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif