SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Dok)

 

Harianjogja.com, JAKARTA — Bukti baru yang muncul perihal serangan hacker ke server Sony Pictures menunjukkan bahwa serangan tersebut dilakukan dengan menggunakan malicious software (malware). Bukti itu ditemukan oleh sejumlah pihak, salah satunya adalah Federal Bureau of Investigation (FBI).

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Dalam laporannya, FBI menuliskan bahwa malware tersebut akan mengambil alih semua data dari dalam hardisk, termasuk master boot record. Hal inilah yang menyebabkan komputer-komputer tersebut tak dapat dinyalakan.

Malware itu juga menimpa data-data yang ada di dalam harddisk dengan data baru. Menurut laporan tersebut, ini membuat memperbaiki data-data tersebut sangat sulit apabila menggunakan metode forensik yang standar.

Seperti yang dikutip dari Reuters, Selasa (2/12/2014), laporan FBI ini dikirimkan ke perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat agar mereka bisa bersiap untuk menghadapi serangan sejenis.

Sementara The Verge, Selasa (2/12/2014) melansir bahwa malware ini mempunyai kode yang bisa dibilang sama persis dengan malware yang menyerang Korea Selatan pada Maret 2013.

Saat itu, terjadi sejumlah serangan siber ke beberapa bank dan media penyiaran di Korea Selatan. Serangan ke Korea Selatan itu dipercaya dilakukan oleh negara tetangganya, Korea Utara.

Ini sesuai dengan arah investigasi yang sebelumnya sudah dilakukan oleh Sony. Mereka menyelidiki hubungan serangan ini dengan pihak Korea Utara. Pangkal permasalahannya, Sony dalam waktu dekat akan merilis film komedi kontroversial yang mengisahkan tentang rencana pembunuhan pemimpin Korea Utara, Kim Jong-Un.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya