Teknologi
Selasa, 16 Mei 2023 - 18:34 WIB

Sosok di Balik Kelompok Ransomware LockBit yang Bobol Data Nasabah BSI

Hesti Puji Lestari  /  Akhmad Ludiyanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi - Kejahatan siber. (Antara)

Solopos.com, SOLO-Indonesia tengah dibuat heboh dengan kasus pembobolan data nasabah Bank Syariah Indonesia (BSI). Belakangan diketahui bahwa pelaku pembobolan data itu adalah kelompok ransomware Lockbit.

Setelah memberikan informasi tentang peretasan yang dilakukan, LockBit memberikan waktu 72 jam kepada manajemen BSI untuk melalukan negosiasi.

Advertisement

Dalam cuiatan di akun Twitter Fusion Intelligence Center (@DarkTracer) pada Sabtu (13/5/2023) pagi, LockBit mengancam akan menyebarkan data nasabah BSI jika manajemen tidak kooperatif.

Setidaknya, berikut ini adalah bunyi ancaman LockBit:

Advertisement

Setidaknya, berikut ini adalah bunyi ancaman LockBit:

“Kami memberikan waktu 72 jam kepada manajemen bank untuk menghubungi LockbitSupp dan menyelesaikan masalah tersebut.

P.S. Untuk semua pelanggan dan mitra bank yang datanya telah dicuri.

Advertisement

Pada tanggal 16 Mei 2023, LockBit melalui akun yang sama mengatakan jika waktu negosiasi yang diberikan sudah habis.

Kini, kelompok hacker tersebut mengancam akan menjual data nasabah BSI ke situs gelap.

Sementara itu, Corporate Secretary BSI Gunawan A. Hartono menuturkan bahwa hingga saat ini nasabah sudah dapat melakukan transaksi secara normal. Gunawan juga menegaskan agar nasabah tak mudah percaya dengan hoaks yang bermunculan.

Advertisement

“Mengenai isu serangan, BSI berharap masyarakat tidak mudah percaya atas informasi yang berkembang dan selalu melakukan pengecekan ulang atas informasi yang beredar. Dapat kami sampaikan bahwa kami memastikan data dan dana nasabah tetap aman,” katanya.

Di sisi lain, siapa sebenarnya kelompok hacker LockBit ini?

Dilansir dari The Guardian, kelompok hacker LockBit ini ada kaitannya dengan Rusia. Meski tidak dengan pemerintahannya, namun dugaan yang muncul menyebut LockBit berasal dari negara pecahan Uni Soviet tersebut.

Advertisement

Laporan menyebut jika sebagian besar grup ransomware cenderung beroperasi dari Eropa timur, bekas Republik Soviet, dan Rusia sendiri.

Pada bulan November, Departemen Kehakiman AS mendakwa warga negara Rusia-Kanada, Mikhail Vasiliev, atas dugaan partisipasi dalam kampanye ransomware LockBit. DoJ mengatakan LockBit telah dikerahkan terhadap setidaknya 1.000 korban di AS dan di seluruh dunia.

Sejauh ini, mereka telah meminta total USD100 juta terhadap target mereka dan mendapatkan puluhan juta dollar yang sudah dibayar oleh beberapa korban yang kena serangan ini.

Korban serangan LockBit termasuk Pendragon, sebuah perusahaan dealer mobil Inggris, yang menolak untuk membayar permintaan ransomware senilai USD60 juta.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul “Terungkap! Ini Sosok di Belakang LockBit, Kelompok Hacker Nekat Asal Rusia”

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif