SOLOPOS.COM - Drone Shahed-191 sedang lepas landas. (Bisnis)

Solopos.com, JAKARTA – Berikut ini sekelumit tentang Drone Shahed-191 yang dipakai dalam perang Rusia-Ukraina, bahkan penyerangan ke Israel.

Drone asal Iran ini menjadi buah bibir di dunia militer internasional. Shahed-191 dirancang oleh Shahed Aviation Industri dari Iran. Dikutip dari Foreign Affair Insight & Review, drone ini kali pertama terdengar pada Februari 2018, saat dikirimkan Suriah untuk masuk ke wilayah udara Israel.  Menariknya, drone ini sempat masuk ke wilayah Israel sebelum akhirnya ditembak oleh militer setempat. Alhasil, kehadiran drone ini sempat menjadi perhatian dunia karena memiliki kemampuan untuk menembus perbatasan internasional.

Promosi Banjir Kiper Asing Liga 1 Menjepit Potensi Lokal

Selain itu, Shahed-191 juga pernah digunakan oleh Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) dalam gabungan serangan drone dan rudal terhadap ISIS di Suriah pada Oktober 2018. Sejak itu, Shahed-191 sudah menjadi perhatian keamanan global. Namun, pada Mei 2023, dikutip dari Al Jazeera, Shahed-191 justru digunakan Rusia untuk menjadi salah satu jenis senjata dari 31 drone tempur yang menyasar ibukota Ukraina, Kota Kyiv.

Oleh karena itu, setelah serangan tersebut Presiden Ukrania Volodymyr Zelenskyy justru berterima kasih pada kekuatan pertahanan udara negaranya karena dampak yang dihasilkan dari senjata pamungkas ini hanya 3 orang tewas dan 11 orang luka-luka.

Memang, jika Ukrania tidak memiliki pertahanan udara, dampak yang dihasilkan dari Shahed-191 akan jauh lebih parah.  Diketahui, Shahed-191 merupakan pesawat tempur tanpa awak yang direkayasa ulang oleh Iran dari UAV Sentinel Lockheed Martin RQ-170.

Hal ini pun dilakukan saat pesawat Sentinel RQ-170 sempat ditangkap pada 2011. Namun, memang Shahed-191 memiliki ukuran yang jauh lebih kecil atau hanya 60% dari Sentinel RQ-170, yakni dengan rentang sayap selebar 7,31 meter dengan panjang 2,7 meter.

Selain itu, di antara spesifikasi Drone Shahed-191 ini adalah memiliki jangkauan terbang hingga radius 1500 km dari menara pengendali. Selain itu, pesawat juga dapat terbang hingga 4,5 jam tanpa berhenti. Dengan dilengkapi mesin turbojet, teknologi yang satu ini mampu terbang pada ketinggian 25.000 kaki, kecepatan jelajah 300 km/jam, dan kecepatan maksimum 350 km/jam. Lebih lanjut, beban total yang dapat dibawa adalah 50 kg.

Menariknya, model ini dilengkapi dengan kompartemen internal yang memungkinkan untuk membawa 2 rudal Sadid-1 di dalam badan pesawat. Hal inipun yang membuat pesawat tidak mengalami peningkatan tanda radar layaknya pesawat militer lain, saat bom menggantung di luar badan pesawat.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul “Shahed-191, Drone Buatan Iran yang Jadi Andalan Rusia Gempur Ukraina”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya