Teknologi
Jumat, 24 Januari 2014 - 13:19 WIB

Takut Disadap, Pentagon Pesan 80.000 Ponsel Blackberry

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Logo Blackberry

Solopos.com, WATERLOO –– Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) baru saja memesan 80.000 unit smartpome Blackberry. Fitur keamanan Blackberry dinilai paling aman dibanding Iphone.

GSMArena, Kamis (23/1/2014), melansir kabar ponsel Blackberry menjadi perangkat paling diminati AS.  Ponsel Blackberry dinilai sebagai perangkat yang mempunyai kelebihan pada fitur keamanannya. Paling tidak itulah yang digembor-gemborkan oleh pihak perusahaan.

Advertisement

Pentagon akan memulai sistem manajemen baru. Dengan dana 16 Juta dolar AS, diharapkan sekitar 300.000 pengguna militer tidak membocorkan informasi penting saat menggunakan perangkat mobile mereka.

Jika sistem sudah berjalan maka sekitar 80.000 unit Blackberry dan 1800 unit perangkat Android dan Ios akan diaktivasi.

Bahkan dilaporkan hingga akhir tahun fiskal Pentagon memiliki rencana untuk menambah jumlah unit hingga 100.000 pengguna. Oleh sebab itu peluang bagi Blackberry masih terbuka untuk menambah kuota yang diberikan ke Pentagon. Hal ini juga secara tidak langsung menaikkan citra Blackberry sebagai perangkat yang masih terpercaya di bidang keamanan.

Advertisement

Munculnya kabar ini pun memberikan angin segar bagi Blackberry. Bahkan dampak positifnya pun bisa langsung mereka rasakan. Hal itu terbukti dengan meningkatnya harga saham Blackberry di bursa yang mencapai harga 10 dolar AS per lembar.

Kepercayaan ini justru berbanding terbalik dari riset yang dilakukan 24/7 Wall St. Diberitakan Solopos.com, Rabu (22/1/2014), Blackberry masuk dalam salah satu dari 10 perusahaan paling dibenci di Amerika Serikat (AS). Blackberry berada di peringkat ke-9 berdasarkan kepuasan konsumen, kinerja saham dan keputusan manajemen.

Hasil ini diidentifikasi melalui berbagai metriks untuk tiga kriteria yang telah disebut diatas. Blackberry sepanjang 2013 memang menjadi perusahaan yang mengalami trens penurunan tajam.

Advertisement

Perusahaan asal Waterloo, Kanada ini bahkan harus digelontor utang oleh Fairfax Financial untuk mempertahankan hidup.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif