Terakota Jejak Teknologi di Afrika

(newscientist.com)

JOGJA—Sebuah terakota yang ditemukan di Afrika diyakini memiliki arti penting dalam sejarah perkembangan teknologi di Benua tersebut. Meski hanya bagian kepala, namun arkeolog yakin terakota yang diperkirakan berumur 2.000 tahun tersebut merupakan benda terbaik untuk mempelajari awal mula munculnya seni figur di zona sub-Sahara Afrika.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Arkeolog Goethe-University Frankfurt Jerman, Peter Breunig dan Nicole Rupp menemukan terakota tersebut pada penggalian sepanjang 2010. “Terakota itu ditemukan di desa Kushe, 150 kilometer dari Abuja, Ibukota Nigeria. Benda tersebut hanya terkubur 60 sentimeter dari permukaan tanah,” ujar mereka seperti dilansir Newscientist.com. Benda itu dipercaya sebagai warisan suku Nok yang hidup 1.000 tahun sebelum masehi.

Hingga kini, para arkeolog belum mampu memecahkan misteri terakota tersebut. Ada yang menduga benda itu menggambarkan jumlah anggota suku Nok yang mati. Ada juga yang berpendapat terakota tersebut merupakan bagian dari upacara pemujaan di kuil. Namun sebagian besar arkeolog yakin benda tersebut bagian dari makam Suku Nok.

Kebudayaan Suku Nok selama ini dianggap sebagai suku pertama di Afrika yang menganal pembuatan besi. Peneliti menduga banyak teknologi dari besi yang telah diciptakan suku ini. Dengan mempelajari peninggalan suku tersebut, arkeolog yakin mereka mampu mengetahui bagaimana perkembangan teknologi, khususnya besi, di Afrika.

Sayangnya, penelitian yang dilakukan ini mengalami kendala dengan semakin sedikitnya jumlah terakota Suku Nok yang ditemukan. Diduga terakota-terakota itu telah jatuh ke tangan kolektor dari para pemburu yang menjualnya ke pasar benda antik internasional.(Harian Jogja/Galih Kurniawan)