Teknologi
Minggu, 30 Juli 2017 - 17:32 WIB

TRENDING SOSMED : Anaknya Kecapaian Karena Full Day School, Curhatan Pria Ini Jadi Kontroversi

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Curhatan orang tua yang mengecam kebijakan Full Day School (Facebook)

Trending sosmed kali ini tentang curahan hati seorang warganet tentang sekolah sehari penuh atau full day school yang mengakibatkan buah hatinya terlalu capai.

Solopos.com, SOLO — Unggahan seorang pengguna akun Facebook mengenai full day school menjadi viral dan menuai pro dan kontra. Pengguna akun Jhony Hendra menyoroti efek full day school yang dinilainya membuat anak-anak kecapaian.

Advertisement

Akun Jhony Hendra menuliskan curahan hati melalui Facebook, Jumat (28/7/2017). Ia mengisahkan rutinitas dua buah hatinya semenjak sekolah tempat putra-putrinya menimba ilmu memberlakukan full day school.

Akun Jhony Hendra mengungkapkan dua buah hatinya bangun tidur pukul 04.00 WIB, keduanya mandi, salat subuh, diteruskan membaca Alquran, dan sarapan. Mereka berangkat ke sekolah pukul 06.30 WIB. Proses belajar mengajar dan aktivitas lainnya berlangsung hingga pukul 16.00 WIB, kemudian sampai di rumah pukul 16.30 WIB.

Akun Jhony Hendra juga menceritakan kondisi putra-putrinya selama perjalanan pulang sekolah. “Dalam perjalanan pulang mereka semua tertidur di mobil. Sampai rumah kugendong masih dalam keadaan tidur. Sepatu masih dipakai, seragam penuh keringat, dan wajah yang menunjukkan kecapaian yang luar biasa. Menjelang magrib kubangunkan, terus mandi, salat maghrib dan isya. Mereka kemudian makan malam dan langsung disusul tidur, tanpa belajar di malam hari,” tulis akun Jhony Hendra.

Advertisement

Jhony yang menuliskan dirinya tinggal di Jakarta itu, juga menyoroti nasib guru yang dengan penghasilan pas-pasan namun harus sehari penuh beraktivitas di sekolah. Menurut akun Jhony Hendra hal tersebut menutup kemungkinan para guru untuk mencari peluang memperbaiki kondisi perekonomian.

Tak hanya itu, akun Jhony Hendra juga mengkritik kebijakan full day school tidak efektif karena daya tampung anak-anak itu untuk menerima pelajaran itu terbatas. “Jangan lakukan program uji coba untuk merusak generasi bangsa ini. Mungkin Anda belum pernah menjadi guru, sehingga kebijakan yang dibuat menyengsarakan guru, menyengsarakan anak-anak bangsa. Kritik pedas buat kalian yang membuat peraturan tanpa memikirkan akibatnya,” tutup akun Jhony Hendra.

Curahan hati tersebut sontak viral, hingga Minggu (30/7/2017) sore pukul 15.45 WIB, unggahan tersebut sudah dibagikan lebih dari 58.000 kali dan mendapat lebih dari 31.000 komentar. Pro dan kontra pun muncul di kolom komentar. Warganet terbelah menjadi dua, antara yang mendukung full day school dan yang menolak.

Advertisement

“Saya juga tidak setuju fullday, kebijakan ini muncul mungkin karena banyak orang tua atau kedua orang tua yang sibuk dengan pekerjaan jadi dengan tujuan menjawab masalah mereka. Hasilnya anak yang tidak ada pilihan harus menuruti semua,” tulis akun Dody Hermawan.
“Full day bagi yang ada agamanya mendingan lah. Tapi buat yang negeri, program itu menutup kesempatan anak-anak tuk belajar agama. Saya pun guru madrasah diniyah sangat tidak setuju, karena di madrasah nyari waktu dari sisa-sisamereka sekolah,” tulis akun Inay Suryani.
“Iya Mas, setuju, saya juga kasihan banget lihat anak saya sejak diberlakukanya program belajar seperi sekarang,” tulis akun Rendra Aldrian.

Selain yang pro, ada juga yang menolak. Beberapa penolakan menceritakan anak mereka yang baik-baik saja dan masih bisa bermain serta belajar di rumah meski sekolah full day school.

“TS lebay, anak cewek saya kelas 1 SD full day school aman-aman saja. Sorenya masih mengaji sampai malam. Jangan terlalu manjakan anak. Kalau pengen anak seneng pas libur sabtu minggu, luangkan waktu buar mereka. Rekreasi kek, zaman sudah berubah bos. Jangan mengalami kemunduran, sedikit-sedikit mengeluh,” tulis akun Dwi Yanto.

“Pertanyaannya anaknya lelah gara-gara apa? Kegiatannya apa? Jangan salahin programnya juga dong. Pulang cepat kalau kebanyakan bermain juga capek,” tulis akun Martua Molanroach Turnip.
“Anak saya bangun jam 05.00 salat dulu, habis itu siap-siap ke sekolah jam 06.35, pulang sekolah jam 15.30 WIB, tetapi setiap hari selasa dan kamis pulang jadi 17.30 WIB karena lanjut latihan basket. Setelah itu biasa mengajar ngaji setelah maghrib. Paling cepat pulang 20.30 WIB. Alhamdulillah anak saya tidak mengeluh,” tulis akun Ria Maharani.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif