Adapun konten negatif yang mendominasi aduan konten ke Kominfo adalah pornografi sebanyak 774.747 laporan.
Solopos.com, SOLO – Konten negatif menjadi masalah utama yang ditemukan di dunia maya. Penyebarannya seolah tak bisa dibendung meski pemilik layanan dan pengawas sensor telah berupaya menangkalnya.
Promosi Mi Instan Witan Sulaeman
Dalam laporan baru-baru ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah menerima aduan dari masyarakat dan lembaga lainnya. Total laporan yang diterima pada September 2017 yakni 782.578 aduan.
Adapun konten negatif yang dilaporkan meliputi pornografi, SARA, perjudian, penipuan/dagang ilegal, radikalisme, kekerasan, anak, keamanan internet, serta hak dan kekayaan intelektual.
Adapun konten negatif yang mendominasi aduan konten ke Kominfo adalah pornografi sebanyak 774.747 laporan. Kemudian disusul oleh perjudian (5.457), penipuan/dagang ilegal (1.910), serta hak dan kekayaan intelektual (361).
Sementara itu media sosial yang mendapatkan aduan konten negatif terbanyak adalah Twitter. Media sosial bikinan Jack Dorsey dan Evan Williams tersebut memiliki jumlah aduan sebanyak 521.407 dari Januari hingga September 2017.
Sementara sepanjang 2016 jumlah aduannya hanya sebanyak 3.211. Dengan demikian dari 2016 hingga September 2017 Twitter memiliki total aduan sebanyak 524.618. Lonjakan aduan terjadi pada Agustus 2017 sebanyak 521.350.
Kemudian Facebook dan Instagram berada di urutan kedua sebagai media sosial yang paling banyak diadukan ke Kominfo. Dari 2016 hingga September 2017 Kominfo mendapatkan laporan sebanyak 1.888.
Di bawahnya terdapat YouTube dan Google (1.243), Telegram (107) dan LINE (1). Ini belum termasuk pada laporan Whatsapp yang baru-baru ini dilaporkan mengandung konten porno yang berasal dari penyedia layanan pihak ketiga, Tenor dan Giphy.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
