SOLOPOS.COM - Ilustrasi melihat bulan. (Freepik.com)

Solopos.com, JAKARTA-Perusahaan Norwegia, Solsys Mining bekerja sama dengan Badan Antariksa Eropa (ESA) terus berusaha menemukan cara bercocok tanam di permukaan bulan. “Pekerjaan ini sangat penting untuk eksplorasi bulan jangka panjang di masa depan,” kata seorang insinyur material dan proses di ESA, Malgorzata Holynska dikutip dari Slashgear, Selasa (13/6/2023).

Sebagaimana rencana NASA yang ingin mengirim manusia kembali ke bulan untuk jangka panjang, tentu dibutuhkan penelitian yang lebih kompleks terutama terkait cara memenuhi kebutuhan sumber daya mereka di sana.

Promosi Ongen Saknosiwi dan Tibo Monabesa, Dua Emas yang Telat Berkilau

Adapun bila membawa semua makanan yang dibutuhkan untuk misi panjang ke bulan akan mahal dan sulit, sehingga salah satu idenya adalah agar astronot bisa bercocok tanam di bulan.

Menurut Holynska, mencapai keberadaan yang berkelanjutan di bulan akan melibatkan penggunaan sumber daya lokal dan mendapatkan akses ke nutrisi yang ada di regolith bulan dengan potensi untuk membantu membudidayakan tanaman. Regolith ini merupakan bahan berdebu yang menutupi permukaan bulan karena bulan tidak memiliki tanah seperti bumi. Regolith ini memiliki beberapa sifat yang berbeda dari tanah, misalnya tidak memiliki bakteri atau makhluk hidup lainnya, dan memiliki lebih sedikit nitrogen di dalamnya.

Kedua hal ini merupakan masalah bagi tanaman yang tumbuh karena mereka membutuhkan nitrogen untuk tumbuh dan kehidupan di tanah seperti cacing membantu menganginkannya.

Selain itu, regolith juga bereaksi berbeda terhadap air daripada tanah, karena cenderung memadat alih-alih menyerapnya. Itu sebabnya untuk bercocok tanam di bulan disarankan menggunakan sistem hidroponik, yakni tanaman ditanam di air yang berisi nutrisi alih-alih tanah, sehingga tidak benar-benar bersentuhan dengan regolith.

“Namun akan lebih efisien untuk menemukan cara menggunakan regolith bulan, daripada membawa semua bahan yang dibutuhkan untuk hidroponik,” ujar Holynska.

Untuk itu, dijelaskan bahwa sistem penambangan Solsys menggunakan sistem penyortiran mekanis dan bagian pemrosesan kimia, sehingga regolith melewati serangkaian proses yang mengekstraksi nutrisi yang dibutuhkan darinya.

Nutrisi yang diekstraksi kemudian diubah menjadi pupuk yang dapat digunakan dalam sistem hidroponik. Dengan cara ini, regolith dapat diproses dan nutrisi yang berguna diekstraksi, sehingga tanaman dapat tumbuh dalam sistem hidroponik dan diberi makan dengan pupuk yang terbuat dari regolith yang tersedia.

Pendekatan alternatif yang sedang dilakukan oleh NASA adalah melihat tanaman yang tumbuh di regolith itu sendiri. Para peneliti dapat membudidayakan tanaman keras yang disebut Arabidopsis thaliana di regolith bulan.

Meski tidak sekuat tumbuh di tanah, tumbuhan itu tetap mampu tumbuh di regolith. Para peneliti menumbuhkan tanaman dalam sampel nyata regolith yang dikumpulkan dalam misi Apollo 11, 12, dan 17. Mengingat regolith adalah sumber daya yang sangat berharga, para peneliti hanya menggunakan satu gram regolith untuk setiap tanaman, yang ditambahkan air dan benih. Namun yang mengejutkan para peneliti, tanaman mulai bertunas dalam beberapa hari.

Sayangnya, tanaman itu tidak sehat sebagaimana mestinya, dengan daun dan akar yang kerdil. Para peneliti juga menemukan bahwa tanaman tumbuh lebih baik di beberapa sampel daripada yang lain, menunjukkan bahwa regolith dari berbagai wilayah di bulan mungkin kurang lebih cocok untuk menanam tanaman.

Untuk itu, saat ini para peneliti bekerja mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana mengadaptasi tanaman agar dapat tumbuh dalam kondisi sulit tersebut. “Untuk mengeksplorasi lebih jauh dan mempelajari tata surya tempat kita tinggal, kita perlu memanfaatkan apa yang ada di bulan, jadi kita tidak perlu membawa semuanya,” kata Jacob Bleacher, Kepala Ilmuwan Eksplorasi yang mendukung Program Artemis NASA.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul “Badan Antariksa Eropa Akan Tanam Tumbuhan di Bulan”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya